Pada tanggal 23 Oktober, informasi dari Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Gia Lai menyebutkan bahwa provinsi tersebut baru saja mencatat satu kematian lagi akibat demam berdarah, kematian kedua akibat demam berdarah sejak awal tahun.
Kedua korban tewas tersebut diidentifikasi sebagai Ibu LVN (lahir tahun 2001, Desa Tu Luong, Kecamatan Tan An, Kecamatan Dak Po, Gia Lai) dan Ibu QTP (lahir tahun 1980, tinggal di Desa Hoa Binh , Kecamatan Bau Can, Kecamatan Chu Prong).
Sebelumnya, pada tanggal 5 Oktober, Ibu N. didiagnosis menderita demam berdarah dengue dan dirawat di rumah. Setelah 5 hari perawatan, kondisi pasien tidak kunjung membaik, sangat lelah, nafsu makan menurun, dan nyeri epigastrium. Pada tanggal 10 Oktober, Ibu N. dirawat di Pusat Kesehatan Kota An Khe. Berdasarkan pemeriksaan, pasien sering muntah, nyeri di hipokondrium kanan, sangat lelah, nafsu makan menurun, dan terdapat pembesaran hati 3 cm di bawah tulang rusuk. Diagnosis: Syok dengue pada tanggal 5 Oktober.
Ilustrasi
Setelah itu, Ibu N. dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Provinsi Binh Dinh. Di sana, Ibu N. terus menerima perawatan, tetapi kondisinya tidak membaik dengan diagnosis: Syok/demam berdarah berat pada hari ke-6, tidak merespons penggantian cairan dan vasopresor/sepsis/gagal multiorgan.
Meskipun telah dirawat secara aktif oleh dokter, kondisi Ibu N. tidak membaik dan beliau meninggal pada tanggal 12 Oktober. Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Binh Dinh mengambil sampel untuk pengujian menggunakan teknik MAC-ELISA, dengan hasil positif.
Berdasarkan prakiraan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Gia Lai, situasi epidemi demam berdarah diperkirakan akan terus berkembang secara kompleks hingga akhir tahun 2023. Oleh karena itu, diperlukan partisipasi yang signifikan dan tepat waktu dari pemerintah daerah di semua tingkatan, sektor kesehatan, dinas, cabang, dan organisasi di wilayah tersebut untuk melaksanakan kegiatan pencegahan penyebaran dan penularan demam berdarah.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)