Aktivitas pemanfaatan listrik memang bukan hal yang asing lagi bagi setiap orang, namun regulasi serta informasi terkait hal tersebut sudah banyak berubah dibanding sebelumnya.
Berdasarkan peraturan baru, guru tidak diwajibkan untuk mengamati pelajaran. Namun, tidak ada dokumen yang mengatur berapa banyak pelajaran yang harus diamati oleh setiap guru dan berapa banyak pelajaran yang dapat diamati olehnya, hal ini bergantung pada peraturan masing-masing sekolah.
Tidak ada lagi kehadiran kelas wajib
Sesuai dengan Surat Edaran 32/2020, yang berlaku mulai 1 November 2020, guru SMP dan SMA tidak lagi diwajibkan melakukan observasi dan kunjungan kelas seperti sebelumnya. Selain itu, surat edaran tersebut menetapkan bahwa sistem pencatatan untuk pengelolaan kegiatan pendidikan meliputi:
- Rencana pendidikan guru (berdasarkan tahun ajaran);
- Rencana pelajaran;
- Buku pemantauan dan evaluasi siswa;
- Buku wali kelas (untuk guru yang bekerja sebagai wali kelas).
Berbeda dengan surat edaran sebelumnya, guru tidak perlu lagi menyimpan “buku catatan observasi dan kunjungan kelas”, aktivitas observasi kelas hanya dilakukan bersama wali kelas.
Hilangkan observasi kelas untuk mengurangi tekanan pada guru. (Foto ilustrasi)
Pasal 29, Ayat 2 Surat Edaran ini juga dengan jelas menyatakan bahwa wali kelas "diizinkan untuk menghadiri kelas dan kegiatan pendidikan lainnya bagi siswa di kelas yang mereka pimpin." Ini berarti bahwa wali kelas dari semua tiga jenjang berhak menghadiri kelas yang mereka pimpin.
Secara umum, observasi kelas tidak lagi menjadi kegiatan pendidikan wajib bagi guru sekolah menengah dan atas. Kegiatan ini hanya dilakukan di tingkat sekolah dasar.
Tidak ada jumlah periode observasi yang wajib
Undang-Undang Pendidikan 2019 dan banyak dokumen terkait yang ada saat ini tidak memiliki peraturan khusus tentang kegiatan observasi kelas. Sebelumnya, kegiatan observasi kelas diatur dalam Pasal 7 Ayat 2, Surat Edaran 12/2009 (yang telah berakhir masa berlakunya). Secara khusus, setiap tahun ajaran, sekolah secara efektif melaksanakan kegiatan observasi kelas, konferensi pengajaran, demonstrasi mengajar, dan kompetisi untuk guru berprestasi di semua jenjang.
Pimpinan sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah) memastikan hadir minimal 1 kali jam pelajaran/guru; ketua kelompok dan wakil ketua kelompok memastikan melakukan observasi terhadap guru dalam kelompok profesi minimal 4 kali jam pelajaran/guru; setiap guru melaksanakan minimal 2 kali perkuliahan dengan penerapan teknologi informasi, 4 kali jam pelajaran berupa konferensi pengajaran atau demonstrasi mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah dan 18 kali jam pelajaran melakukan observasi terhadap rekan sejawat di dalam maupun di luar sekolah.
Namun, Surat Edaran 12 digantikan oleh Surat Edaran 42/2012 dan pada tahun 2018 digantikan oleh Surat Edaran 18/2018. Kedua surat edaran ini tidak lagi mengatur kegiatan observasi guru.
Berdasarkan isi uraian di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada lagi ketentuan khusus mengenai observasi guru dan lamanya jam observasi akan ditentukan oleh pihak sekolah sendiri.
Anh Anh
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/giao-vien-co-bat-buoc-du-gio-ar929907.html
Komentar (0)