Profesor Madya Dr. Nguyen Thi Minh Thai menunjukkan bahwa hubungan antara panggung dan penonton merupakan "poros horizontal" dari seluruh kehidupan seni. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kursi kosong dan semakin sedikit teater. Perubahan selera penonton, persaingan dari film, televisi, platform digital, dll. hanyalah sebagian dari penyebabnya. Intinya masih terletak pada lambatnya inovasi panggung itu sendiri, mulai dari naskah, sutradara, hingga organisasi pertunjukan.
Sutradara Le Quy Duong mengibaratkan kehidupan teater sebagai "bangku berkaki tiga": teater - seniman - penonton. Ketika satu kaki lemah, seluruh sistem akan runtuh. Ia yakin sudah saatnya menerapkan model teater modern, dengan mekanisme operasional profesional, memilih sutradara dan aktor berdasarkan proyek, beroperasi secara mandiri, transparan, dan berkompetisi secara sehat. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan lingkungan kreatif yang adil, tetapi juga membantu seniman berbakat memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan kemampuan mereka, tanpa terkekang oleh sistem penggajian yang kaku.
Faktanya, ada beberapa hal positif: Teater Boneka Thang Long tampil 365 hari setahun, dengan pendapatan lebih dari 40 miliar VND, membuktikan bahwa jika dikelola secara profesional, panggung ini dapat bertahan secara berkelanjutan. Bentuk-bentuk tradisional seperti Cheo, Tuong, Cai Luong, atau Wayang Air, jika diperbarui dan dipromosikan ke arah yang tepat, masih memiliki daya tarik yang kuat bagi penonton domestik maupun wisatawan mancanegara.
Teater Vietnam menghadapi tantangan untuk tetap ketinggalan zaman dan perlahan terlupakan, atau berani berinovasi untuk kembali ke kehidupan kontemporer. Untuk melakukannya, penting untuk melestarikan jiwa nasional sekaligus membuka pintu menuju masa depan, memadukan tradisi dengan teknologi, membawa teater keluar dari teater, menghubungkannya dengan pariwisata , ruang publik, sekolah, dan platform digital.
Menurut Seniman Rakyat Le Tien Tho, untuk mempertahankan penonton, panggung harus menarik, mulai dari kualitas naskah hingga metode pertunjukan dan promosi yang istimewa. Investasi yang sinkron diperlukan dalam fasilitas, teknologi pementasan, komunikasi, dan terutama dalam pelatihan penulis naskah dan sutradara muda. Hanya dengan demikian, panggung dapat lepas dari peran "museum" dan kembali menjadi forum, tempat para seniman dapat mencari nafkah dari bakat mereka, dan cahaya akan benar-benar menerangi publik.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/giu-khan-gia-de-nghe-si-song-duoc-voi-nghe-post820119.html






Komentar (0)