Secara khusus, wajib pajak yang menghadapi kesulitan akibat bencana alam, kebakaran, kecelakaan, atau penyakit serius yang memengaruhi kemampuan mereka membayar pajak akan dipertimbangkan untuk pengurangan pajak penghasilan pribadi yang sesuai dengan tingkat kerusakan, tetapi tidak melebihi jumlah pajak yang harus dibayar.
Produsen barang kena pajak konsumsi khusus yang mengalami kesulitan akibat bencana alam atau kecelakaan tak terduga juga akan menerima pengurangan pajak. Besaran pengurangan pajak ditentukan berdasarkan kerugian aktual, tetapi tidak melebihi 30% dari pajak terutang pada tahun terjadinya kerugian.
Pajak pertambahan nilai masukan atas barang dan jasa yang digunakan untuk produksi dan perdagangan barang dan jasa yang dikenakan pajak pertambahan nilai dapat dikurangkan sepenuhnya, termasuk pajak pertambahan nilai yang tidak dikompensasi atas barang yang hilang yang dikenakan pajak pertambahan nilai.
Terkait dengan pajak penghasilan badan, apabila suatu badan usaha mempunyai biaya-biaya yang berhubungan dengan nilai kerugian akibat bencana alam, wabah penyakit, kebakaran, dan lain-lain keadaan memaksa yang tidak memperoleh ganti rugi, maka biaya-biaya tersebut dimasukkan dalam biaya yang dapat dikurangkan dalam menentukan penghasilan kena pajak.
Wajib Pajak Sumber Daya Alam yang mengalami bencana alam, kebakaran, atau kecelakaan tak terduga yang mengakibatkan kerusakan pada sumber daya yang telah dideklarasikan dan dikenakan pajak akan dipertimbangkan untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan pajak atas jumlah sumber daya yang hilang. Jika pajak telah dibayarkan, pajak yang dibayarkan akan dikembalikan atau dikurangkan dari jumlah pajak terutang untuk periode berikutnya.
Wajib Pajak yang mengalami kerugian akibat keadaan kahar dibebaskan dari denda atas pelanggaran administrasi perpajakan. Jumlah denda yang dibebaskan tidak boleh melebihi nilai aset dan barang yang rusak, setelah dikurangi nilai pertanggungan dan nilai ganti rugi (jika ada).
Pembebasan denda keterlambatan pembayaran bagi wajib pajak yang mengalami kerugian karena keadaan kahar.
Wajib pajak yang tidak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tepat waktu akibat bencana alam, diberikan perpanjangan waktu penyampaian SPT oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang menangani langsung wajib pajak tersebut.
Perpanjangan pembayaran pajak dipertimbangkan berdasarkan permohonan wajib pajak dalam hal terjadi kerugian material yang secara langsung memengaruhi produksi dan usaha akibat keadaan kahar. Jangka waktu perpanjangan pembayaran pajak tidak boleh melebihi 2 tahun sejak batas waktu pembayaran pajak.
TH (menurut VTC News)[iklan_2]
Sumber: https://baohaiduong.vn/ha-noi-mien-giam-thue-cho-nguoi-bi-anh-huong-cua-bao-so-3-393058.html
Komentar (0)