Menurut wartawan surat kabar Tin Tuc dan Dan Toc, pada pagi hari tanggal 7 Oktober, hujan lebat melanda sebagian besar wilayah, banyak jalan seperti Tran Duy Hung, Pham Van Bach, Duong Dinh Nghe, Ha Yen Quyet... dengan cepat berubah menjadi "lautan air", beberapa tempat terendam banjir hingga kedalaman 40 - 50 cm, lalu lintas lumpuh, kegiatan bisnis dan kehidupan masyarakat terganggu.
Namun, area Jalan Nguyen Khang tidak jauh dari area banjir di atas, dan hampir tidak terdampak, sehingga lalu lintas terjamin. Alasannya adalah karena area ini terletak di sebelah Sungai To Lich, yang memiliki kemampuan untuk menerima dan mengatur air hujan dengan relatif cepat.
Melihat tinggi muka air Sungai To Lich yang mencapai tepi jembatan, Bapak Nguyen Van Manh (Kelurahan Yen Hoa, Hanoi ) berkata: "Saya sudah tinggal di daerah ini selama 40 tahun dan belum pernah melihatnya banjir. Pada titik tertingginya, Sungai To Lich masih sekitar 1 meter dari tepi jalan, sehingga tidak mungkin meluap ke Jalan Nguyen Khang."




Di wilayah perkotaan Nam Trung Yen, yang sering disebut-sebut sebagai lokasi banjir di Hanoi, sistem drainase harus "berjuang" untuk menampung volume air yang besar, terkadang air meluap ke permukaan jalan. Warga di sini mengatakan bahwa setelah hujan berhenti, area banjir di wilayah perkotaan akan segera mengalir ke selokan dan sistem drainase umum, sehingga tidak menyebabkan banjir selama berhari-hari...



Menurut para ahli, dalam infrastruktur perkotaan, sungai, danau, dan parit drainase tidak hanya memiliki nilai lanskap atau ekologis, tetapi juga berfungsi sebagai "waduk alami", yang membantu mengatur dan mengalirkan air saat hujan deras. Ketika banjir ditimbun atau menyempit untuk pembangunan, kota akan kehilangan kemampuannya untuk mengatur diri sendiri, sehingga banjir menjadi semakin parah.
Statistik menunjukkan bahwa selama 20 tahun terakhir, Hanoi telah kehilangan puluhan danau alami dan banyak bagian sungai serta kanal telah dikeringkan. Urbanisasi besar-besaran dan pembangunan yang padat di kolam dan danau tua telah membuat air hujan tidak dapat mengalir, yang mengakibatkan banjir lokal.
Untuk menangani situasi banjir yang semakin meningkat di Hanoi secara efektif, para ahli telah mengusulkan sejumlah solusi mendesak dan jangka panjang. Pertama, perlindungan dan perluasan sistem sungai dan danau yang ada perlu dilakukan. Hanoi perlu memiliki kebijakan yang ketat untuk melindungi sungai-sungai seperti To Lich, Kim Nguu, dan Nhue, serta sistem danau seperti Danau Barat, Danau Linh Dam, Danau Dong Da, dan sebagainya.
Pada saat yang sama, kota perlu mengevaluasi kembali seluruh sistem drainase yang telah terputus atau terputus akibat konstruksi. Menyambungkan kembali aliran alami dan memastikan drainase yang lancar akan membantu meningkatkan kapasitas drainase kota.


Beberapa pendapat juga menyarankan bahwa kawasan perkotaan baru perlu merancang danau pengatur internal yang dapat menyimpan air hujan dan dihubungkan ke sistem drainase umum kota untuk meningkatkan efisiensi pengaturan.
Selain itu, Hanoi dapat meneliti dan menggunakan data cuaca, sensor ketinggian air, dan perangkat lunak manajemen perkotaan pintar untuk mengoordinasikan pemompaan dan pembuangan air secara tepat selama hujan lebat, sehingga meminimalkan banjir berkepanjangan di wilayah dalam kota.
Hujan deras pada 30 September dan 7 Oktober 2025 merupakan peringatan tentang ketahanan Hanoi terhadap perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat. Sudah saatnya kita menyadari dengan jelas peran sungai dan danau, bukan hanya sebagai "permukaan air dekoratif", tetapi juga sebagai inti infrastruktur pencegahan banjir perkotaan. Melindungi dan mengembangkan jaringan permukaan air merupakan cara paling berkelanjutan dan alami bagi Hanoi untuk "menahan" hujan deras di masa mendatang.
Sumber: https://baotintuc.vn/xa-hoi/ha-noi-ngap-nang-nhieu-noi-nhung-gan-song-ho-lai-thoat-20251007111116348.htm
Komentar (0)