Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) merilis laporan pada 24 Januari yang menyatakan bahwa Korea Utara sedang mempercepat persiapan untuk mengerahkan lebih banyak pasukan ke Rusia. Menurut Yonhap, Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara telah terlibat dalam konflik melawan Ukraina selama sekitar empat bulan dan telah menderita banyak korban, termasuk penangkapan sejumlah tentara.
Titik Konflik: NATO Berjanji Membayar AS untuk Mengirim Senjata ke Ukraina; Rusia Sulit Membuat Terobosan?
Korea Selatan dan AS menuduh Korea Utara mengerahkan sekitar 11.000 tentara untuk mendukung Rusia melawan Ukraina. Badan intelijen Korea Selatan memperkirakan setidaknya 300 tentara Korea Utara tewas dan 2.700 lainnya terluka.
Rusia dan Korea Utara sejauh ini belum mengonfirmasi maupun membantah bahwa tentara Pyongyang telah memasuki Rusia untuk bertempur. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini mengumumkan bahwa pasukan Ukraina telah menangkap dua tentara Korea Utara di Provinsi Kursk, Rusia. Ukraina mengirimkan pasukan untuk menyerang provinsi tersebut pada Agustus 2024.
Sebuah unit tank Korea Utara
Dalam laporan 24 Januari, JCS juga memperkirakan bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk meluncurkan sistem canggih seperti rudal balistik antarbenua atau satelit mata-mata. Namun, belum ada tanda-tanda bahwa peluncuran ini akan segera terjadi.
Pada tahun 2025, Korea Utara melakukan dua peluncuran rudal, termasuk satu rudal hipersonik, beberapa hari sebelum pelantikan Presiden AS Donald Trump. Dalam wawancara dengan Fox News pada 23 Januari, Trump mengatakan ia berencana untuk berhubungan kembali dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Sementara itu, JCS menilai Korea Utara dapat meluncurkan rudal balistik jarak pendek, rudal jelajah, atau menjatuhkan balon sampah kapan saja.
Korea Utara belum mengomentari penilaian di atas.
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/han-quoc-noi-trieu-tien-sap-dua-them-quan-den-nga-18525012418171294.htm
Komentar (0)