
Korea Selatan promosikan model ketenagakerjaan untuk lansia
Korea Selatan sedang memasuki masyarakat yang sangat menua, dengan lebih dari 20% populasinya berusia di atas 65 tahun dan jumlah angkatan kerja diperkirakan akan menyusut lebih dari 10 juta jiwa selama dekade mendatang. Dalam konteks tersebut, kelompok usia 40-64 tahun—yang mencakup hampir 40% populasi—dipandang sebagai pilar yang harus dipertahankan untuk memastikan pertumbuhan.
Seoul telah memimpin dalam menjadikan pekerjaan bagi para pekerja paruh baya sebagai prioritas nasional, dengan menugaskan Seoul 50 Plus Foundation untuk memperluas bursa kerja, pelatihan vokasi, dan koneksi ke lebih dari 5.000 lapangan kerja setiap tahun. Kota ini juga sedang mempersiapkan peluncuran Akademi Ketenagakerjaan untuk Usia Paruh Baya pada bulan Maret, yang menawarkan konseling, pelatihan, dan dukungan pencarian kerja terpadu.
Profesor Lee Cheol Hee dari Universitas Nasional Seoul menekankan bahwa dalam konteks perubahan pesat dalam teknologi dan struktur industri, transisi karier dini dan pengembangan keterampilan sangat penting untuk mempertahankan produktivitas tenaga kerja di masa depan. Ia berharap program-program Yayasan Seoul 50 Plus dapat memberikan dampak praktis bagi kelompok sasaran ini.
Yayasan Seoul 50 Plus menegaskan bahwa di era penurunan populasi, mengembangkan kelas menengah sebagai tenaga kerja inti adalah satu-satunya solusi untuk mempertahankan vitalitas ekonomi . Model ketenagakerjaan paruh baya Seoul sedang direplikasi secara nasional, dengan banyak daerah seperti Busan, Gwangju, Jeju, dan Suncheon mempelajari penerapan kebijakan dan program utama dari Seoul.
Sumber: https://vtv.vn/han-quoc-thuc-day-mo-hinh-viec-lam-cho-nguoi-lon-tuoi-100251124220238406.htm






Komentar (0)