Perjalanan "bos" Netflix menuju status miliarder

Reed Hastings, salah satu pendiri layanan menonton film daring Netflix, lahir di Boston, AS.

Setelah lulus SMA, alih-alih langsung kuliah, ia menunda studinya untuk bekerja sebagai penjual penyedot debu selama setahun sebelum mengambil jurusan matematika di Universitas Stanford.

Setelah lulus kuliah dan bekerja selama beberapa tahun, Hastings dan kedua temannya, Raymond Peck dan Mark Box, mendirikan Pure Software pada usia 31 tahun. Produk ini ia rancang sebagai alat debugging bagi para insinyur.

Berbicara kepada The Times tentang pengalamannya mengelola Pure Software, Hastings berkata: "Saat berkayak, jika Anda hanya berfokus pada hal-hal negatif dan terus-menerus memandanginya, ada kemungkinan Anda berada dalam bahaya. Jadi, saya hanya fokus pada tujuan saya dan melakukan apa pun untuk mencapainya. Saya tidak peduli dengan keraguan orang lain dan tidak membiarkan keraguan itu mengganggu pikiran saya."

Bisnis pertama Reed Hastings merupakan kesuksesan yang tak terduga, dengan mencatat pertumbuhan pendapatan yang mengesankan.

Dua tahun kemudian, sebuah perusahaan bernama Rational Software mengakuisisi Pure Software senilai $750 juta. Kesepakatan ini menciptakan peluang bagi Hastings, yang meletakkan fondasi bagi perjalanannya bersama Netflix.

Kabarnya, ide yang mengantarkan Hastings ke model bisnis layanan Netflix muncul setelah ia memiliki pengalaman buruk dengan toko penyewaan film tradisional.

Kemudian, dalam perjalanannya ke pusat kebugaran, sebuah model bisnis muncul di kepalanya yang menawarkan layanan streaming video di mana pengguna dapat membayar sekitar $30-40 sebulan untuk menonton video sebanyak yang mereka inginkan.

Reed Hastings, salah satu pendiri layanan menonton film daring Netflix (Foto: Getty).

Netflix didirikan pada tahun 1997 oleh Reed Hastings dan pengusaha Marc Randolph. Namun, Randolph meninggalkan perusahaan setelah menjabat sebagai pemimpin selama lima tahun.

Di tahun pertamanya saja, Netflix berhasil menarik 239.000 pelanggan. Cara kerjanya saat itu adalah pengguna harus mendaftarkan semua DVD yang ingin mereka tonton di Netflix.com, dan perusahaan akan mengirimkan setiap DVD dalam amplop merah. Pelanggan dapat menyimpan film selama yang mereka inginkan tanpa khawatir akan denda keterlambatan.

Tetapi kemudian Reed Hastings membagi paket langganan DVD tradisional Netflix dan membagi bisnis streaming yang masih berkembang menjadi beberapa layanan terpisah dengan biaya yang berbeda, sebuah langkah yang menjerumuskan perusahaan tersebut ke dalam krisis besar.

Pelanggan Netflix mengalami ketidakpuasan, bahkan kemarahan, ketika dihadapkan dengan pilihan berlangganan baru, yang menyebabkan harga saham Netflix turun hingga 75% pada akhir tahun 2011.

Setelah berbagai tantangan, Netflix perlahan memulihkan reputasinya berkat rating tinggi dari para kritikus atas kontennya. Saat ini, Netflix merupakan raksasa di industri hiburan dengan 230,75 juta anggota berbayar di seluruh dunia.

Timur Tengah dan Afrika merupakan kawasan dengan pertumbuhan tertinggi pada kuartal keempat tahun lalu, dengan lebih dari 5 juta akun baru yang dibuka. Kawasan ini juga menyumbang $2,78 miliar dari total pendapatan perusahaan sebesar $8,83 miliar pada kuartal terakhir.

Tautan sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/hanh-trinh-tro-thanh-ty-phu-cua-ong-trum-netflix-20240203001031258.htm