Baru-baru ini, kantor berita Rusia Interfax melaporkan bahwa Gazprom Group mencatat kerugian bersih sebesar 12,89 miliar USD (setara dengan 1.076 triliun Rubel) pada tahun 2024. Angka ini menurun tajam dibandingkan laba sebesar 8,3 miliar USD pada tahun 2023.
Sebelum tahun 2022, Gazprom merupakan pemasok gas terbesar ke Eropa. (Sumber: energovg.rs) |
Penurunan tajam saham Gazprom Neft - anak perusahaan minyak Gazprom - merupakan alasan utama kerugian bersih grup tersebut.
Selain itu, raksasa minyak dan gas Rusia juga sangat terdampak sanksi Barat setelah Moskow melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada Februari 2022. Sanksi tersebut menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan dari pelanggan Eropa.
Gazprom diharapkan menerbitkan laporan keuangan sesuai standar internasional pada akhir April 2025, tetapi para ahli memperkirakan hasilnya tidak akan positif.
Sebelum 2022, Gazprom merupakan pemasok gas terbesar ke Eropa. Namun, sejak Februari 2022, benua itu secara bertahap menghentikan pasokan dari Rusia dan "berteman" dengan mitra lain.
Untuk "menutupi kesenjangan" di Eropa, Rusia telah meningkatkan ekspor gas ke Tiongkok. Namun, pasar ini tidak dapat sepenuhnya mengimbangi penurunan dari Eropa, sehingga memberikan tekanan besar pada pendapatan Gazprom.
Di waktu mendatang, menurut para ahli, jika perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina tercapai, Gazprom dapat dengan cepat meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan benua lama.
Cendekiawan Sergey Vakulenko dari Carnegie Endowment for International Peace mengatakan bahwa raksasa minyak dan gas Rusia dapat sepenuhnya memompa kembali gas dari ladangnya di Siberia hanya dalam waktu satu minggu, jika ada pesanan dari Eropa.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/he-mo-ly-do-khien-gazprom-truot-doc-manh-lieu-khi-dot-nga-co-the-noi-lai-tinh-xua-voi-chau-au-308089.html
Komentar (0)