Pada tahun 2023, 60/60 provinsi dan kota berhutan telah mengumumkan status hutan dengan total luas hutan nasional sebesar 14.860.109 hektar (hutan alam seluas 10.129.751 hektar; hutan tanaman seluas 4.730.157 hektar). Luas hutan yang memenuhi kriteria perhitungan rasio tutupan hutan adalah 13.927.122 hektar (hutan alam seluas 10.129.751 hektar; hutan tanaman seluas 3.797.171 hektar), yang terdiri dari hutan khusus seluas 2.198.773 hektar, hutan lindung seluas 4.618.453 hektar, dan hutan produksi seluas 7.109.196 hektar. Rasio tutupan hutan nasional mencapai 42,02%. Pada tahun 2023, pihak berwenang mendeteksi 3.327 pelanggaran yang berdampak pada hutan di seluruh negeri, menurun 597 kasus dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, dengan luas hutan terdampak 1.047,8 hektare. Dalam 4 bulan pertama tahun 2024 saja, pihak berwenang mendeteksi 650 kasus deforestasi dengan total luas terdampak 182,2 hektare, menurun 75,7 hektare. Kasus deforestasi terutama terjadi di provinsi-provinsi Dataran Tinggi Tengah, wilayah pegunungan Utara, dan wilayah Utara Tengah. Mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, pada tahun 2023, terdapat 310 kasus secara nasional, dengan luas hutan terdampak 674,5 hektare, di mana luas hutan yang berpotensi pulih sekitar 487,5 hektare (akibat kebakaran semak belukar dan kebakaran semak belukar yang tidak berdampak pada hutan), dan luas hutan yang berpotensi pulih sendiri sekitar 187 hektare. Dalam 4 bulan pertama tahun 2024 saja, telah terjadi 89 kali kebakaran hutan di seluruh Indonesia dengan luas areal terdampak sekitar 498 hektare, yang sebagian besar merupakan hutan tanaman, hutan alam yang kurang produktif, dan hutan muda yang sedang dalam masa pemulihan. Angka ini meningkat lebih dari 25% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Penyebab utamanya adalah dampak fenomena El Niño, kecerobohan masyarakat dalam bercocok tanam dengan sistem tebang-bakar, pembakaran hutan, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengelolaan dan perlindungan hutan, yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan.
Kamerad Le Huyen, Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi menghadiri konferensi di jembatan provinsi Ninh Thuan.
Menutup konferensi, Wakil Perdana Menteri Tran Luu Quang meminta Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan untuk berkoordinasi dengan kementerian, lembaga, dan daerah untuk terus meninjau kawasan hutan guna mendukung pekerjaan perencanaan, mengembangkan rencana implementasi kebijakan perlindungan dan pembangunan hutan. Meninjau, mengusulkan suplemen, dan menyempurnakan mekanisme serta kebijakan pembangunan kehutanan berkelanjutan. Memperkuat propaganda, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pengelolaan hutan serta pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan; secara proaktif merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan selama bulan-bulan puncak musim kemarau; memperhatikan kehidupan para petugas perlindungan hutan, pembangunan hutan, dan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan. Memperkuat penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan hutan serta pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan untuk memantau dan melacak perkembangan kehutanan, meningkatkan kapasitas pengelolaan hutan serta pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan yang efektif, serta mendukung arahan dan operasional di semua tingkat pengelolaan hutan dan lahan hutan, pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan...
Tien Manh
Sumber
Komentar (0)