Pada tahun 2024, Nguyen Phuong Trang, seorang perancang kostum Vietnam di Thai Nguyen , secara tidak sengaja mempelajari tentang payung kupu-kupu saat sedang melakukan riset mendalam tentang kostum Vietnam. Phuong Trang berbagi: Payung kupu-kupu adalah produk kerajinan tangan tradisional masyarakat Annam, yang berasal dari desa pembuat payung. Payung ini dibuat dengan cermat menggunakan gagang bambu jantan, rangka bambu, kanopi kertas dan resin, serta dihiasi dengan empat hewan suci dan kata Tho, yang kaya akan identitas budaya.
Payung kupu-kupu bukan hanya hiasan, tetapi juga memiliki makna ucapan selamat, melambangkan umur panjang dan kesuburan. Oleh karena itu, payung kupu-kupu sering muncul di keluarga bangsawan dan terkadang digunakan sebagai hiasan dinding di ruangan-ruangan mewah.
Meskipun payung kupu-kupu merupakan kerajinan abad ke-20, aksesori ini baru mendapatkan perhatian luas belakangan ini. Popularitas payung kupu-kupu berasal dari kontes kecantikan.
Busana Miss Ky Duyen di panggung semifinal Miss Universe 2024 di Meksiko. (foto: Bazaarvietnam) |
Untungnya, tak hanya Trang, banyak anak muda lainnya juga turut serta dalam upaya menghidupkan kembali payung kupu-kupu. Di antara mereka, Phung Nguyen Anh Khoa (lahir tahun 1995), yang saat ini tinggal dan bekerja di Kota Ho Chi Minh , adalah orang yang membagikan detail cara membuat payung kupu-kupu di media sosial, yang kemudian membangkitkan minat masyarakat. Nguyen Phuong Trang adalah salah satu anak muda yang terinspirasi oleh seniman 9x, Phung Nguyen Anh Khoa.
Phung Nguyen Anh Khoa dianggap berjasa atas restorasi payung kupu-kupu tersebut ketika ia melihat sketsa di buku "Techniques of the Annamese" karya Henri Oger. Berdasarkan beberapa foto hitam putih, sketsa yang dicetak di buku, dan beberapa baris singkat tentang benda ini, ia merestorasinya hingga mendekati versi aslinya, mencapai tingkat kemiripan 70-80%.
Berkat arahan Khoa yang terperinci, banyak anak muda seperti Trang telah mulai berkarya, berkarya, dan berkontribusi dalam menyebarkan budaya tradisional ini secara luas. Semangat keterhubungan dan berbagi inilah yang telah membantu payung kupu-kupu tidak lagi menjadi kenangan yang jauh, tetapi perlahan-lahan menemukan tempatnya dalam kehidupan kontemporer.
Kecanggihan payung kupu-kupu tak hanya berasal dari bahannya, tetapi juga dari pengerjaannya, yang mencerminkan kecerdikan dan kreativitas para pengrajin. Produk ini berasal dari desa pembuat payung tradisional Vietnam kuno, di mana setiap payung tak hanya berfungsi sebagai objek seremonial, tetapi juga memiliki nilai estetika dan spiritual yang mendalam.
Desain asli dari zaman kuno biasanya berwarna gelap, terutama hitam, hijau, dan kuning. Warna gelap tersebut berfungsi sebagai latar belakang untuk hiasan benang warna-warni dan pom-pom gantung.
Dalam proses pembuatan payung bundar, para perajin sering menemukan kesalahan kecil seperti tulang rusuk yang patah atau kertas yang sobek. Alih-alih membuangnya, mereka menciptakan payung kupu-kupu – sebuah variasi unik yang terbuat dari bagian-bagian yang masih bisa diselamatkan, yang menunjukkan semangat hemat, daur ulang, dan rasa hormat terhadap setiap material.
Payung kupu-kupu tradisional terbuat dari kertas Do dan bambu, material khas budaya Asia Timur, yang menghadirkan keindahan pedesaan namun tetap elegan. Kertas Do tidak hanya tahan lama dan ringan, tetapi juga menciptakan permukaan yang cocok untuk menggambar pola, sementara bambu membantu struktur payung kupu-kupu menjadi kokoh sekaligus mempertahankan keanggunannya.
Mempertahankan bahan-bahan tradisional tidak hanya berkontribusi pada pelestarian identitas budaya, tetapi juga menjadikan produk tersebut ramah lingkungan. Jika digantikan dengan kain atau logam, bukan hanya akan sulit untuk menggambar pola, tetapi juga akan kehilangan karakteristik inheren dari bentuk seni ini.
Lebih dari sekadar kerajinan tangan yang indah, payung kupu-kupu juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Kembalinya payung kupu-kupu ini menjadi bukti bahwa generasi muda tidak acuh terhadap warisan budaya bangsa. Yang terpenting adalah bagaimana mempopulerkan nilai-nilai tersebut dengan cara yang mudah dipahami, disertai kisah-kisah yang menyertainya agar terhubung dengan generasi modern.
Awalnya, membuat payung kupu-kupu hanyalah hobi pribadi beberapa anak muda seperti Nguyen Phuong Trang, tetapi setelah dibagikan di media sosial, barang ini dengan cepat menarik perhatian besar dari masyarakat. Banyak orang yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki payung kupu-kupu, tetapi karena prosesnya cukup rumit, tidak semua orang dapat membuatnya sendiri.
Kebangkitan kembali payung kupu-kupu menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya kuno dapat dihidupkan kembali dalam kehidupan modern jika ada orang-orang yang benar-benar bersemangat dan berani mengambil risiko. Tak hanya berhenti pada restorasi, anak-anak muda seperti Nguyen Phuong Trang juga berupaya menemukan cara untuk membuat payung kupu-kupu lebih sesuai dengan kebutuhan masa kini, sambil tetap mempertahankan semangat aslinya.
Ketika benda-benda seperti payung kupu-kupu kembali populer, benda tersebut tidak hanya akan menjadi sekadar produk dekorasi, tetapi juga akan menjadi jembatan untuk mendekatkan generasi muda dengan budaya leluhur mereka, sehingga turut melestarikan dan memajukan nilai-nilai luhur bangsa.
Sumber: https://baothainguyen.vn/multimedia/emagazine/202504/hoi-sinh-long-buom-tinh-hoa-thu-cong-viet-nam-58a0898/
Komentar (0)