
Komet Lemmon (C/2025 A6) - Foto: X
Munculnya tiga komet hijau pada saat yang sama dianggap sebagai salah satu fenomena astronomi paling menarik dan langka pada tahun 2025, menurut surat kabar Argentina El Diario 24.
Komet Lemmon
Komet Lemmon ditemukan oleh para astronom pada tanggal 3 Januari 2025 di Observatorium Gunung Lemmon (Arizona, AS).
Setelah berbulan-bulan pemantauan, mereka mengatakan Lemmon menjadi lebih terang dan dapat dilihat dengan teropong atau bahkan dengan mata telanjang dalam kondisi gelap.
Di bawah lensa para astronom, komet ini muncul dengan ekor biru yang memanjang lebih dari 12 derajat, atau 25 kali lebih besar dari ukuran Bulan yang tampak.
Menurut El Diario 24 , Lemmon mencapai puncak kecerahannya pada 9 Oktober, menciptakan pemandangan spektakuler yang membentang di Bima Sakti. Pada 21 Oktober, Lemmon mendekati Bumi pada jarak terdekatnya, yang juga merupakan waktu ideal untuk observasi, menurut situs sains Inggris IFLScience Limited.
Komet Swan

Komet Swan (C/2025 R2) - Foto: Bluesky
Komet Swan ditemukan pada bulan September oleh astronom Ukraina Vladimir Bezugly menggunakan citra dari wahana antariksa SOHO milik NASA. Komet Swan, yang menempuh jarak hampir 39 juta km, tampak lebih terang saat mendekati Bumi.
Pada tanggal 20 dan 21 Oktober, Swan akan berada paling dekat dengan kita: ia akan muncul di barat daya, di rasi bintang Aquila. Di daerah dengan polusi cahaya rendah dan tanpa bulan, Swan akan terlihat dengan mata telanjang.
Menurut Profesor Emmanuel Jehin, seorang astrofisikawan di Universitas Liège (Belgia), sangat jarang dua komet dapat terlihat dengan mata telanjang di musim yang sama, biasanya hanya terjadi sekali setiap 10 tahun.
Baik Lemmon maupun Swan terbang cukup dekat dengan Matahari, sekitar setengah jarak Bumi ke Matahari, yang menyebabkan aktivitas mereka meningkat dan menjadi lebih terang saat memantulkan cahaya, katanya.
Komet 3I/ATLAS berusia 10 miliar tahun

Komet 3I/ATLAS - Foto: Bluesky
3I/ATLAS adalah pengunjung dari luar Tata Surya, yang dianggap oleh para ilmuwan sebagai pesan berharga dari luar angkasa. 3I/ATLAS ditemukan pada bulan Mei 2025 dalam kerangka Program Survei Astronomi ATLAS (Hawaii).
Komet ini begitu redup dan tidak stabil sehingga para ilmuwan memperkirakan ia dapat pecah saat mendekati Matahari. Analisis awal menunjukkan bahwa komet ini mungkin terbentuk lebih dari 10 miliar tahun yang lalu di wilayah kuno Bima Sakti.
Peneliti Nicolas Biver, dari Institut Astrofisika Observatorium Paris (Prancis), mengatakan 3I/ATLAS seperti "kapsul waktu" yang berisi jejak kimia dari sistem bintang pertama.
Membandingkan komposisinya dengan komet di Tata Surya membantu ilmuwan lebih memahami apakah materi yang membentuk planet memiliki sifat yang umum di seluruh galaksi, atau berbeda menurut setiap tahap evolusi.
Para ilmuwan mengatakan 3I/ATLAS bergerak dengan kecepatan sekitar 210.000 km/jam dan hanya akan terlihat melalui teleskop.
Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA), fakta bahwa tiga komet bersinar bersama dalam satu bulan merupakan kebetulan langka, yang membuktikan vitalitas ruang angkasa dekat Bumi, sementara para astronom menggambarkannya sebagai "parade kosmik" yang ajaib.
Peristiwa ini juga mengingatkan manusia akan betapa kecilnya mereka di tengah luasnya ruang angkasa, di mana setiap seberkas cahaya di langit membawa kisah-kisah Bima Sakti yang telah berusia miliaran tahun.
Sumber: https://tuoitre.vn/hy-huu-ba-sao-choi-xanh-cung-ghe-tham-trai-dat-20251022150641065.htm
Komentar (0)