Indonesia pertimbangkan kembali kontrak Rafale pasca konflik Kashmir
Indonesia sedang mempertimbangkan kembali kesepakatan Rafale senilai $8,1 miliar setelah pesawat itu ditembak jatuh oleh Pakistan.
Báo Khoa học và Đời sống•21/05/2025
Para pejabat tinggi pertahanan Indonesia dilaporkan sedang meninjau kemampuan tempur jet tempur Rafale buatan Prancis, menyusul tuduhan mengejutkan bahwa tiga jet Rafale Angkatan Udara India ditembak jatuh oleh jet tempur J-10C Pakistan pada tahap awal konflik udara terbaru antara India dan Pakistan. Foto: X Meskipun pembelian 42 pesawat Rafale senilai $8,1 miliar dari Dassault Aviation dianggap sebagai salah satu program modernisasi angkatan udara paling ambisius di Asia Tenggara, langkah hati-hati Jakarta mencerminkan kekhawatiran yang semakin besar tentang kinerja tempur pesawat yang belum teruji di zona konflik berintensitas tinggi. Foto: Angkatan Udara India Situs berita tersebut mengutip Dave Laksono, anggota senior Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia — yang mengawasi pertahanan dan urusan luar negeri — yang mengatakan bahwa ia mengakui perkembangan situasi, tetapi meminta agar pengambilan kesimpulan dilakukan dengan hati-hati dan strategis. Foto: Defence Security Asia "Tuduhan yang belum diverifikasi dari zona konflik tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya dasar untuk menilai efektivitas atau kegagalan sistem persenjataan tertentu," ujarnya, mencerminkan kekhawatiran tentang "kabut perang" dan asimetri informasi yang seringkali mengaburkan laporan awal. Foto ilustrasi Bapak Laksono juga menekankan: "Bahkan pesawat tempur canggih seperti F-16, F/A-18, atau F-22 pun pernah ditembak jatuh atau jatuh karena situasi taktis tertentu. Oleh karena itu, kinerja Rafale tidak dapat dinilai hanya dari satu insiden — yang belum sepenuhnya terkonfirmasi." Foto ilustrasi: Fireart Namun, anggota parlemen pertahanan Indonesia juga mengakui bahwa tuduhan tiga Rafale ditembak jatuh oleh pesawat tempur J-10C Angkatan Udara Pakistan (PAF) yang menggunakan rudal jarak jauh (BVR) PL-15E merupakan "dasar yang masuk akal dan konstruktif" untuk menilai kembali kemampuan tempur pesawat jenis ini. Foto: X Jika terbukti benar, tuduhan bahwa pesawat tempur Rafale ditembak jatuh oleh J-10C Pakistan akan menandai kekalahan tempur pertama Rafale yang terkonfirmasi sejak pesawat tersebut mulai beroperasi dengan angkatan udara di seluruh dunia — sebuah perkembangan penting mengingat semakin populernya pesawat tersebut, mulai dari India dan Mesir hingga UEA dan Kroasia. Foto: Sohu Pada Februari 2024, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) TNI AU Marsekal Madya TNI Mohamad Tonny Harjono memastikan kedatangan enam pesawat Rafale tahap pertama akan dimulai pada Februari 2026. Ilustrasi foto Gelombang pertama tiga Rafale akan dikirimkan antara Februari dan Maret, sementara tiga Rafale berikutnya akan dikirimkan dalam tiga bulan berikutnya, menurut kantor berita negara ANTARA — sebuah tanda meningkatnya komitmen Indonesia untuk meningkatkan kemampuan multiperan angkatan udaranya. Foto: PTI Pesawat ini akan ditempatkan di dua pangkalan udara strategis: Roesmin Nurjadin di Pekanbaru (Provinsi Riau) dan Supadio di Pontianak (Kalimantan Barat) — keduanya berlokasi ideal untuk mengendalikan wilayah maritim Indonesia yang luas dan merespons situasi di Laut Cina Selatan. Foto ilustrasi Kesepakatan awal yang ditandatangani pada tahun 2022 mencakup 42 pesawat tempur Rafale — baik versi satu kursi maupun dua kursi — dengan kemampuan tempur komprehensif seperti superioritas udara, serangan presisi, pencegahan nuklir, dan pengintaian, sejalan dengan doktrin respons fleksibel dan pencegahan strategis Indonesia. Foto: IAF Peninjauan Indonesia tersebut dipicu oleh laporan bahwa tiga pesawat tempur Rafale Angkatan Udara India ditembak jatuh oleh pesawat tempur J-10C Pakistan asal China dalam pertempuran udara pada 7 Mei. Foto: X Militer Pakistan mengklaim bahwa J-10C-nya, yang dipersenjatai rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15E, telah melumpuhkan dan menghancurkan lima jet tempur India — termasuk Rafale — dalam bentrokan di wilayah sengketa. Foto: X India belum secara resmi mengonfirmasi kerugian tersebut, meskipun Letnan Jenderal Angkatan Udara India AK Bharti mengakui bahwa "kerugian merupakan bagian dari pertempuran," menurut sebuah laporan di The Express Tribune. Seorang pejabat intelijen senior Prancis, yang dikutip oleh CNN, mengonfirmasi bahwa setidaknya satu Rafale ditembak jatuh, menandai kemungkinan pertama jatuhnya jet tempur tersebut dalam pertempuran. Foto: TRT BBC Verify juga melaporkan jatuhnya Rafale di wilayah India, dekat Bathinda, negara bagian Punjab, dan video-video terverifikasi yang menunjukkan reruntuhan di sebuah lapangan, tetapi penyebabnya — kegagalan tempur atau teknis — masih belum jelas. Tangkapan layar dari video Meskipun belum diverifikasi oleh sumber independen, laporan-laporan ini telah memicu perdebatan di media sosial, dengan unggahan-unggahan di media sosial yang memperkuat tuduhan kelemahan Rafale. Bagi Indonesia — negara yang berinvestasi besar dalam angkatan udaranya — tuduhan semacam itu telah mendorong peninjauan yang hati-hati terhadap kontrak yang ditandatangani pada tahun 2022. Gambar ilustrasi
Komentar (0)