Iran mengatakan Hamas siap membebaskan sandera, dan menambahkan bahwa dunia perlu membantu mengamankan pembebasan 6.000 warga Palestina yang ditahan di Israel.
Berbicara pada sesi Timur Tengah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 26 Oktober, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa menurut negosiasi mereka, Hamas siap untuk membebaskan sandera sipil yang ditawan di Jalur Gaza.
"Iran siap bergabung dengan Qatar dan Turki dalam upaya kemanusiaan yang sangat penting ini. Tentu saja, pembebasan 6.000 tahanan Palestina juga penting dan menjadi tanggung jawab komunitas global," ujar Bapak Amir-Abdollahian.
Ia juga memperingatkan bahwa jika serangan Israel terhadap Jalur Gaza tidak dihentikan, AS pasti akan terlibat.
Menteri Luar Negeri Iran Amir-Abdollahian berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, AS pada 26 Oktober. Foto: Reuters
Surat kabar al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon melaporkan bahwa Hamas siap bekerja sama dengan Turki dan Qatar untuk memfasilitasi pemindahan sandera ke Iran. Belum jelas apakah pembebasan tersebut merupakan langkah sepihak atau sebagai imbalan bagi warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Pengumuman Menteri Luar Negeri Amir-Abdollahian muncul beberapa jam setelah Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Rusia di Moskow, dengan fokus pada "perlunya gencatan senjata di dalam dan sekitar Jalur Gaza serta penyediaan bantuan kemanusiaan tepat waktu kepada rakyat Palestina yang terkena dampak".
Delegasi Hamas juga berada di Moskow untuk membahas masalah penyanderaan. Moussa Abu Marzouk, anggota senior dewan politik Hamas, membahas pembebasan sandera dan evakuasi warga negara Rusia dan warga negara lainnya dari Gaza.
Israel memprotes kunjungan delegasi Hamas ke Moskow dan menuntut agar Rusia segera mengusir mereka.
Militer Israel menyatakan pada 26 Oktober bahwa jumlah sandera yang ditahan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 224 dari 222, termasuk warga negara Israel, warga negara asing, dan warga negara ganda, dan dapat bertambah lagi. Hamas sejauh ini telah membebaskan empat sandera, termasuk dua warga negara Amerika dan dua warga negara Israel.
Hamas mengatakan kemudian pada hari itu bahwa sekitar 50 sandera telah tewas dalam serangan Israel selama tiga minggu terakhir.
Para analis mengatakan bahwa dengan membebaskan para sandera secara "setetes demi setetes", Hamas tampaknya berusaha menunjukkan kesediaannya untuk bernegosiasi, sekaligus menunda serangan darat Israel. Para negosiator utama Qatar mengatakan semua warga sipil yang disandera di Gaza dapat dibebaskan dalam beberapa hari jika kedua belah pihak menghentikan pertempuran.
Israel telah menyerang dan memblokade Jalur Gaza sepenuhnya sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Pertempuran antara kedua belah pihak telah menewaskan lebih dari 8.400 orang dan melukai lebih dari 22.800 orang hingga 26 Oktober.
Huyen Le (Menurut Reuters , RT )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)