Angkatan Udara Israel telah mengintensifkan serangan udaranya di Jalur Gaza, dengan 1.700 serangan udara telah dilakukan. Israel sebelumnya mengatakan bahwa semua penduduk Gaza diimbau untuk meninggalkan wilayah tersebut karena operasi militer akan semakin intensif.
Saat ini belum ada bukti bahwa konflik antara Israel dan Hamas akan mereda, karena banyak yang memprediksi Hizbullah di Lebanon akan bergabung dalam perang melawan Israel. Houthi di Yaman juga bisa bergabung, dipersenjatai dengan rudal yang mampu mencapai sasaran di Israel.
Konflik antara Israel dan Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Menurut AVP , Hizbullah mungkin memiliki hingga 200.000 rudal berbeda di gudang senjatanya, termasuk rudal berpemandu dan tak berpemandu. Dengan jumlah rudal tersebut, Hizbullah dapat menjadi ancaman signifikan bagi Israel jika terjadi perang. Para ahli mengkhawatirkan kemungkinan konsekuensinya bagi fasilitas sipil dan militer Israel.
Kekhawatiran di kawasan ini semakin meningkat karena kedua belah pihak menunjukkan tekad. Hizbullah sebelumnya menyatakan siap berperang melawan Israel jika serangan terhadap Palestina terus berlanjut.
Jika Hizbullah benar-benar memasuki perang, situasi perang akan sangat tidak dapat diprediksi.
Pada 10 Oktober, menurut AVP , laporan terbaru dari sumber-sumber di Timur Tengah menunjukkan bahwa Hizbullah meluncurkan rudal anti-tank ke sebuah pos militer Israel. Tindakan ini semakin meningkatkan ketegangan di tengah situasi yang sudah tidak stabil di kawasan tersebut.
Detail insiden masih belum jelas saat ini, dan belum jelas apakah ada korban jiwa atau kerusakan serius akibat serangan tersebut. Lokasi pasti pos militer yang diserang juga belum diketahui.
Dalam video publik, terlihat rudal tersebut terbang jauh sebelum menghantam sasaran. Menurut para ahli AVP , serangan itu kemungkinan dilakukan dari sebuah drone.
Jika Hizbullah benar-benar campur tangan dalam konflik Israel-Hamas saat ini, konsekuensinya akan mengerikan.
HOA AN (menurut SF, AVP)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)