Militer Israel terus melancarkan serangan udara di Suriah, sementara koalisi militer oposisi Suriah bergerak untuk membentuk pemerintahan transisi setelah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Serangan udara Israel?
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia ( SOHR) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah mencatat lebih dari 300 serangan udara Israel sejak kelompok oposisi pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad akhir pekan lalu, lapor AFP. Sumber-sumber keamanan mengatakan serangan udara Israel yang intens terus menargetkan fasilitas militer dan pangkalan udara di seluruh Suriah pada malam 9 Desember dan dini hari 10 Desember, menghancurkan puluhan helikopter, jet tempur, serta aset milik pengawal presiden di dalam dan sekitar ibu kota Damaskus.
Titik kritis: Ukraina mencari jalan keluar diplomatik ; apa yang akan terjadi dengan pangkalan Rusia di Suriah?
Secara terpisah, sebuah sumber keamanan Suriah mengatakan kemarin bahwa pasukan Israel telah maju ke kota Qatana di selatan Suriah, sekitar 25 kilometer dari Damaskus, setelah Israel merebut zona penyangga yang dijaga oleh patroli PBB yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel dari Suriah. Namun, militer Israel membantah telah maju ke Qatana, menurut Reuters.
Sebuah helikopter tentara Suriah terbakar setelah serangan Israel di luar Damaskus pada tanggal 9 Desember.
Israel telah menyatakan tidak akan terlibat dalam konflik di Suriah dan berpendapat bahwa pendudukannya di zona penyangga merupakan langkah defensif. Iran, Mesir, Qatar, dan Arab Saudi telah mengecam pendudukan Israel di zona penyangga tersebut, sementara Arab Saudi mengatakan langkah tersebut akan "menghancurkan peluang pemulihan keamanan di Suriah," menurut Reuters.
Oposisi sedang mendorong pembentukan pemerintahan.
Setelah rezim al-Assad digulingkan, Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali pada 9 Desember sepakat untuk menyerahkan kekuasaan kepada Pemerintahan Keselamatan, sebuah pemerintahan yang dipimpin oposisi yang berbasis di Suriah barat laut. Reuters mengutip beberapa sumber yang mengungkapkan bahwa al-Jalali bertemu dengan pemimpin HTS Ahmed al-Sharaa, yang juga dikenal sebagai Abu Mohammed al-Julani, untuk membahas pemerintahan transisi. Al-Jalali mengatakan bahwa pelaksanaan pengalihan kekuasaan dapat memakan waktu beberapa hari. Pemerintahan transisi akan dipimpin oleh pemimpin Pemerintahan Keselamatan, Mohamed al-Bashir, menurut Jaringan Televisi Al Jazeera.
Menghadapi situasi seperti ini, pemerintah di kawasan maupun di Barat berupaya menjalin hubungan baru dengan HTS, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, Uni Eropa, Turki, dan PBB. Khususnya, diplomat Qatar telah berbicara dengan perwakilan HTS pada 9 Desember, menurut Reuters, mengutip sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Masa depan Suriah tak menentu setelah oposisi menggulingkan Presiden al-Assad
Selain itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan pada 9 Desember bahwa Washington berupaya menghubungi kelompok-kelompok oposisi militer yang menggulingkan pemerintahan al-Assad, serta mitra-mitra regional, untuk membantu memulai diplomasi informal. Ketika ditanya apakah AS ingin bekerja sama dengan pemimpin HTS, Ahmed al-Sharaa, Miller menolak menjawab tetapi tidak menutup kemungkinan, menurut Reuters.
Banyak negara Eropa berhenti mempertimbangkan permohonan suaka dari warga Suriah
Banyak negara Eropa mengumumkan pada tanggal 9 Desember bahwa mereka akan menghentikan sementara mempertimbangkan permohonan suaka Suriah sampai pemberitahuan lebih lanjut, menurut Reuters.
Kementerian Dalam Negeri Jerman telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan memproses permohonan suaka sampai ada kejelasan lebih lanjut mengenai perkembangan politik di Suriah. Jerman adalah rumah bagi hampir satu juta warga Suriah, komunitas Suriah terbesar di Eropa.
Negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris, Belgia, Prancis, Belanda, Swiss, Denmark, Swedia dan Norwegia juga mengumumkan penghentian sementara untuk mempertimbangkan permohonan suaka Suriah.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/israel-tan-cong-syria-185241210201357101.htm






Komentar (0)