Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan pada tanggal 13 Februari bahwa dia sangat prihatin setelah Israel mengumumkan rencananya untuk melancarkan serangan militer besar-besaran di Rafah, kota perbatasan selatan Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina yang terlantar terjebak.
| Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. (Sumber: Reuters) |
Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Palestina di Berlin, Menteri Luar Negeri Baerbock mengatakan: “Saya khususnya prihatin dengan pengumuman pemerintah Israel tentang operasi militer darat berskala besar di Rafah… Tentu saja, sangat jelas bahwa ada jaringan besar organisasi teroris Hamas di Rafah.”
Diplomat tinggi Jerman menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela negaranya dari teroris.
Media Mesir melaporkan pada 13 Februari bahwa Direktur CIA William Burns, Direktur Mossad David Barnea dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani bertemu dengan pejabat Mesir di Kairo untuk "membahas gencatan senjata di Gaza."
Al-Qahera News mengatakan "pertemuan empat arah" itu terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk gencatan senjata antara Israel dan gerakan Islam Hamas di Jalur Gaza, di mana pejabat kesehatan mengatakan lebih dari 28.000 orang telah tewas.
(menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)