Regulasi baru tentang kegiatan belajar mengajar tambahan sesuai Surat Edaran Nomor 29 Tahun 2024 yang baru saja dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan disebut mampu mengatasi aspek negatif dalam kegiatan belajar mengajar tambahan.
Hanya melarang fenomena negatif
Terhitung sejak tanggal 14 Februari lalu, Surat Edaran Nomor 29/2024/TT-BGDDT yang mengatur tentang kegiatan belajar mengajar tambahan dari Kementerian Pendidikan dan Pelatihan resmi berlaku dengan berbagai aturan yang membatasi tindakan pemaksaan peserta didik untuk mengikuti kelas tambahan.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengatakan bahwa ketika menyusun surat edaran baru tentang pengajaran dan pembelajaran tambahan, Kementerian bertekad untuk hanya melarang fenomena negatif, bukan melarang kebutuhan nyata dan sah baik bagi guru maupun siswa.
Hal ini dinilai sebagai regulasi yang sesuai dengan situasi aktual dan menghilangkan pola pikir “kalau tidak mampu mengelola, ya larang saja” dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan surat edaran yang baru dikeluarkan, terdapat 3 kasus yang tidak diperkenankan memberikan pelajaran tambahan, yaitu: siswa Sekolah Dasar; guru yang sedang mengajar di sekolah tidak diperkenankan memberikan pelajaran tambahan di luar sekolah dengan biaya yang dibebankan kepada siswa yang ditugaskan oleh sekolah untuk diajar oleh guru tersebut sesuai dengan rencana pendidikan sekolah; guru pada sekolah negeri tidak diperkenankan ikut mengelola dan mengoperasikan pelajaran tambahan di luar sekolah tetapi dapat mengikuti pelajaran tambahan di luar sekolah.
Surat edaran tersebut mengamanatkan agar lembaga maupun perseorangan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tambahan di luar sekolah dan memungut biaya dari peserta didik, wajib mendaftarkan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Surat Edaran tersebut juga menambah tanggung jawab pengelolaan kepala sekolah terhadap guru-guru yang berada di bawah tanggung jawabnya saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan ketentuan: "Guru yang mengajar di sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler wajib melaporkan kepada kepala sekolah tentang mata pelajaran, lokasi, bentuk, dan waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler."
Perlu meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran nyata
Sejak lama, isu pembelajaran dan pembelajaran tambahan selalu menarik perhatian khusus masyarakat. Banyak fenomena negatif dalam pembelajaran dan pembelajaran tambahan telah ditunjukkan, seperti: guru mengajar di sekolah untuk berpura-pura memaksa siswa mengikuti kelas tambahan; pembelajaran dan pembelajaran tambahan meningkatkan tekanan finansial pada orang tua; siswa yang tidak mengikuti kelas tambahan "diintimidasi" oleh guru...
Padahal, kegiatan belajar mengajar tambahan merupakan kebutuhan nyata. Ibu Nguyen Anh Hong, seorang orang tua di Hanoi, mengatakan bahwa dengan kurikulum saat ini, siswa perlu belajar lebih banyak dan meningkatkan pengetahuan mereka. Isu pentingnya adalah bagaimana mengelola kegiatan belajar mengajar tambahan untuk meminimalkan distorsi dan hal-hal negatif.
Seorang guru di sebuah sekolah menengah di Hanoi juga mengatakan bahwa peraturan baru tersebut bertujuan untuk membatasi dampak negatif dari pengajaran dan pembelajaran tambahan, tetapi ketika surat edaran tersebut mulai berlaku, apakah organisasi dan pengelolaan pengajaran dan pembelajaran tambahan tersebut sesuai dengan peraturan atau tidak, menjadi masalah.
Berbicara kepada wartawan, Lektor Kepala Dr. Bui Thi An - Delegasi Majelis Nasional Angkatan ke-13 mengatakan, yang terpenting saat ini adalah bagaimana meningkatkan mutu pembelajaran riil di kelas dan sekolah, sehingga siswa memiliki bekal ilmu yang cukup untuk naik ke kelas berikutnya dan lulus ujian tanpa harus belajar ekstra.
Terkait dengan surat edaran baru tersebut, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menyampaikan bahwa surat edaran tersebut disusun berdasarkan pandangan bahwa kegiatan belajar mengajar tambahan berkaitan dengan kegiatan pendidikan, peserta didik, dan guru, sehingga perlu diatur melalui penerbitan peraturan untuk menjamin hak dan kepentingan sah guru, peserta didik, dan keluarga peserta didik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Di samping itu, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tambahan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku agar tidak mengganggu penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan sekolah, serta tidak mengganggu pelaksanaan program mata pelajaran guru.
Di samping itu, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tambahan harus memperhatikan kepentingan peserta didik; mencegah risiko yang mengarah pada situasi di mana peserta didik meskipun tidak mempunyai keinginan atau kebutuhan, tetap harus mengikuti kegiatan belajar mengajar tambahan yang diselenggarakan oleh sekolah dan guru.
[iklan_2]
Sumber: https://daidoanket.vn/khong-cam-day-them-nhung-can-nang-cao-chat-luong-day-that-10297807.html






Komentar (0)