
Dunia sedang memasuki periode transformasi mendalam, di mana dua pendorong utama—transformasi digital dan pembangunan berkelanjutan—terjadi secara bersamaan dan berdampak besar pada semua sektor. Hal ini tidak hanya menciptakan tekanan untuk perubahan tetapi juga membuka peluang baru bagi industri akuntansi, keuangan, dan manajemen. Para pemimpin organisasi dipaksa untuk memikirkan kembali strategi, proses, dan alat pengambilan keputusan; sementara profesi akuntansi dan keuangan harus mengalami transformasi dramatis untuk memenuhi tuntutan digitalisasi, otomatisasi, dan pelaporan berkelanjutan sesuai dengan standar global.
Dalam konteks ini, lokakarya diselenggarakan untuk membahas peran akuntansi, kepemimpinan inovasi, dan pengetahuan teknologi dalam membentuk model organisasi modern, membantu bisnis merespons tantangan global secara efektif dan menciptakan nilai berkelanjutan untuk masa depan.
Dalam sambutannya di konferensi tersebut, Profesor Madya Dr. Hoang Khac Lich, Wakil Rektor Universitas Ekonomi, Universitas Nasional Vietnam, Hanoi, menegaskan: Dunia saat ini dibentuk oleh "transformasi ganda," di mana kekuatan revolusioner teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) dipadukan dengan keharusan yang tak dapat didamaikan dari pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan hijau. Pertumbuhan pada dasarnya bergeser ke arah yang didorong oleh pengetahuan dan inovasi bernilai tinggi. Hal ini menempatkan bidang "akuntansi, kepemimpinan, dan inovasi"—fokus konferensi ini—di jantung strategi nasional.

Dengan tema “Akuntansi, Kepemimpinan, dan Inovasi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan,” para pembicara membahas bagaimana teknologi digital, model kepemimpinan inovatif, dan sistem akuntansi dan keuangan modern dapat mendorong transformasi berkelanjutan. Profesor Dr. Baldric Siregar, Direktur Sekolah Pascasarjana STIE YKPN Business School, Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di sektor publik dan hubungannya dengan efektivitas tata kelola publik.
Pembicara menekankan bahwa SDGs hanya benar-benar memberikan nilai ketika diintegrasikan ke dalam strategi, mekanisme operasional, dan sistem pemantauan lembaga pemerintah, dan bukan hanya sekadar deklarasi atau laporan formal.

Menekankan peran kepemimpinan, Robert William Kindness, Direktur Bisnis Asosiasi Tata Kelola Perusahaan, Inggris, berpendapat bahwa kepemimpinan adalah fondasi inti untuk mendorong transformasi dalam pendidikan dan pelatihan, terutama dalam konteks organisasi yang menerapkan strategi pembelajaran digital. Menurut pembicara, kepemimpinan modern bukan hanya tentang mengelola sumber daya atau menjalankan proses, tetapi tentang menginspirasi, membimbing tindakan, dan mendorong perubahan berdasarkan tujuan jangka panjang yang jelas dan selaras dengan nilai-nilai sosial.
Pada seminar tersebut, Profesor Madya Dr. Robin Chen dari Universitas Nasional Taipei menganalisis hubungan antara pelanggaran korporasi, kinerja lingkungan, dan ketahanan reputasi dalam konteks meningkatnya tekanan untuk pembangunan berkelanjutan. Pembicara menekankan bahwa di era transparansi informasi dan pengawasan sosial yang kuat, pelanggaran korporasi, termasuk pelanggaran lingkungan, penipuan, atau tata kelola yang buruk, tidak hanya menyebabkan kerugian finansial tetapi juga sangat mengikis kepercayaan para pemangku kepentingan.

Lokakarya ini tidak hanya berbagi keahlian dalam akuntansi digital, analitik data, dan keuangan berkelanjutan, tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan model kepemimpinan dan pola pikir baru yang sesuai untuk era AI. Diskusi menekankan penerapan AI, blockchain, pelaporan lingkungan-sosial-tata kelola (ESG) terintegrasi, dan solusi inovatif untuk membantu sistem akuntansi dan keuangan secara bersamaan memenuhi persyaratan digitalisasi dan standar pembangunan berkelanjutan.
Sumber: https://nhandan.vn/kien-tao-gia-tri-ben-vung-tu-cuoc-chuyen-doi-kep-trong-ke-toan-va-lanh-dao-post930666.html






Komentar (0)