Menanam pohon dan menjaga hutan tetap hijau dan sehat sama artinya dengan melestarikan kehidupan manusia.

Banyak manfaatnya

Menanam dan memelihara hutan berarti kita bergandengan tangan untuk memerangi perubahan iklim dan ketidakseimbangan keanekaragaman hayati. Hanya ketika hutan luas dan subur, manusia dapat benar-benar hidup sehat dan aman. Hutan juga membantu melindungi daerah aliran sungai, mencegah erosi tanah, mengurangi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Hutan di pegunungan Truong Son di Vietnam juga merupakan rumah bagi spesies langka dan endemik.

Kawasan Konservasi Saola, Cagar Alam Phong Dien, dan Hutan Lindung Bac Hai Van, antara lain, terlindungi dengan baik, sehingga berkontribusi dalam menciptakan habitat yang sesuai untuk berbagai spesies. Penemuan dan berkembangnya banyak spesies hewan merupakan tanda bahwa "rumah" mereka terlindungi dengan baik.

Di Vietnam, jutaan orang bergantung langsung pada hutan untuk mata pencaharian mereka. Komunitas-komunitas ini seringkali merupakan pihak yang paling mengetahui tentang hutan dan merupakan mitra penting dalam menemukan cara terbaik untuk melindunginya bagi generasi mendatang.

Perubahan iklim dan peristiwa cuaca ekstrem dalam beberapa dekade terakhir telah menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan dan melindungi hutan. Deforestasi tidak hanya merampas habitat yang aman bagi hewan, tetapi juga merampas tempat berlindung yang aman bagi manusia. Tanah longsor dan banjir lumpur yang mengubur desa-desa merupakan bukti degradasi hutan. Ketika fondasi kehidupan manusia terancam, segala macam bencana dapat terjadi. Meskipun kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan, kegagalan untuk mengatasi akar penyebabnya hanya menawarkan solusi sementara. Menanam dan melindungi hutan harus selalu menjadi prioritas utama.

Hutan yang terawat dengan baik tidak hanya menjamin keselamatan semua spesies tetapi juga membawa manfaat ekonomi melalui penjualan kredit karbon. Jelas, manfaat yang diberikan hutan tidak dapat diukur.

Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), memulihkan dan mengelola hutan dunia secara berkelanjutan dapat membantu kita menghilangkan jumlah karbon yang setara dengan emisi dari penggunaan minyak setiap tahunnya. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah: bagaimana kita dapat memastikan hutan kita tetap rimbun dan hijau?

Untuk masa depan yang berkelanjutan

Dewan Pengelolaan Hutan Lindung Huong Thuy telah menanam dan merawat lebih dari 600 hektar hutan asli. Spesies pohon seperti kayu besi, kelapa sawit, dan jati, yang kini berusia 5-6 tahun, tumbuh subur, sebagai bukti upaya Dewan tersebut. Namun, mencapai hutan yang rimbun seperti itu bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam.

Bapak Tran Phuc Chau, Wakil Direktur Dewan Pengelolaan Hutan Lindung Huong Thuy, percaya bahwa keberhasilan reboisasi bergantung pada pencegahan ternak menginjak-injak hutan. Karena hutan tersebut telah menjadi tempat masyarakat menggembalakan ternak mereka selama beberapa generasi, perlu dicari cara untuk mendukung mata pencaharian mereka; mempekerjakan mereka untuk membangun pagar akan mencegah ternak memasuki dan merusak hutan serta memberi mereka tunjangan makanan.

Sebuah pagar kawat berduri sepanjang lebih dari 25 km didirikan, bersamaan dengan kampanye kesadaran publik melalui radio, pertemuan komunitas, dan intervensi dari otoritas lokal. Tindakan-tindakan ini membantu pohon-pohon berdiri tegak dan tumbuh lebih baik. "Kami mengontrak mereka dengan sejumlah uang tertentu, dan mereka selalu berada di hutan merawat ternak," kata Bapak Chau. Menurut Bapak Chau, menanam pohon asli sangat sulit dan membutuhkan kerja keras. Jika sebuah pohon mati, pohon itu harus segera ditanam kembali.

Mengenai reboisasi dan restorasi hutan di Bac Hai Van, Bapak Nguyen Dai Anh Tuan, Wakil Direktur Dinas Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, menyatakan bahwa medan dan iklim di sana sangat sulit, iklimnya keras, dan dekat dengan laut. Namun, saat ini terdapat lebih dari 40 spesies asli, semuanya pohon kayu berharga, yang tumbuh subur, sehingga dibutuhkan solusi untuk melestarikan dan mengembangkan hutan tersebut. “Kita harus menanam pohon pendukung, misalnya, akasia dan melaleuca, kemudian di bawah kanopi kita tanam lebih banyak pohon asli; mereka akan saling mendukung pertumbuhan. Ketika pohon-pohon itu tumbuh, akasia akan mencapai akhir siklus hidupnya, dan kita akan terus menanam spesies lain di sana, sehingga setiap pohon saling mendukung. Pohon-pohon yang tumbuh selanjutnya akan dilindungi oleh pohon-pohon yang telah ada sebelumnya,” saran Bapak Tuan sebagai solusi.

Menurut Bapak Tuan, pencapaian ini membutuhkan kebijakan investasi jangka panjang, dukungan teknis, dan metode penanaman. Penanaman berulang diperlukan di area tertentu. Ketika kita menanam kelompok pertama dan pohon-pohon tumbuh, itu belum bisa disebut hutan. Ketika proyek berakhir, proyek baru harus diluncurkan untuk melanjutkan penanaman secara bertahap agar pohon-pohon dapat berkembang.

"Anda tidak bisa menciptakan hutan dalam 5-6 tahun; itu hanya beberapa pohon yang tumbuh, tidak bisa disebut hutan. Anda harus membiarkan generasi pertama tumbuh dan berkembang, kemudian membuat proyek lain untuk menanam di bawah kanopi. Anda harus mengulangi penanaman di setiap unit lahan; hanya dengan begitu barulah bisa menjadi hutan," tegas Bapak Tuan.

Teks dan foto: Nguyen Dac Thanh