Suhu yang sangat panas ini sesuai dengan peringatan yang telah lama dikeluarkan oleh para ilmuwan iklim. Di India, para pejabat mengatakan bahwa bulan Agustus adalah bulan terpanas dan terkering sejak pencatatan nasional dimulai lebih dari seabad yang lalu.
Orang-orang menggunakan payung untuk menghindari panas saat berjalan di luar Stasiun Shinjuku di Tokyo pada 30 Juli 2023. Foto: AFP
Agustus jatuh di tengah musim hujan tahunan India, yang biasanya membawa 80% curah hujan tahunan negara itu. Namun, meskipun hujan lebat menyebabkan banjir mematikan di India utara awal bulan ini, curah hujan secara keseluruhan jauh di bawah rata-rata.
Badan Meteorologi India (BMG) menyatakan rata-rata curah hujan pada bulan Agustus hanya 161,7 mm, 30,1 mm lebih rendah dari rekor sebelumnya yang tercatat pada Agustus 2005. Hal ini menyebabkan negara tersebut dilanda panas yang tak henti-hentinya. "Kurangnya curah hujan yang signifikan dan kondisi monsun yang lemah merupakan alasan utamanya," kata BMG.
Pihak berwenang Jepang juga mengatakan pada hari Jumat bahwa negara itu telah mengalami musim panas terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1898.
Badan Meteorologi Jepang menyatakan suhu dari bulan Juni hingga Agustus “jauh lebih tinggi” dibandingkan suhu rata-rata di seluruh negeri, dengan “tidak hanya suhu maksimum tetapi juga suhu minimum” mencapai rekor tertinggi di banyak tempat.
Di Australia, musim dingin kali ini mencapai rekor terhangat, dengan suhu rata-rata 16,75 derajat Celsius selama periode Juni-Agustus. Biro Meteorologi menyatakan bahwa suhu ini lebih tinggi daripada rekor yang tercatat pada tahun 1996 dan merupakan suhu musim dingin rata-rata tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1910.
Perubahan iklim telah menyebabkan suhu global melonjak tahun ini, dengan Juli menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat di Bumi. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas lebih lama dan lebih sering terjadi.
Pola cuaca El Nino yang semakin panas dapat memperparah suhu panas, dan dampaknya kemungkinan akan semakin nyata di akhir tahun seiring menguatnya suhu. Gelombang panas adalah salah satu bencana alam paling mematikan, dengan ratusan ribu orang meninggal dunia akibat penyebab yang berkaitan dengan panas setiap tahunnya.
Di negara-negara maju, langkah-langkah adaptasi, termasuk penggunaan pendingin ruangan, dapat membantu mengurangi dampaknya. Namun, bahkan di Jepang yang makmur, pihak berwenang mengatakan setidaknya 53 orang meninggal akibat sengatan panas pada bulan Juli, dengan hampir 50.000 orang membutuhkan perawatan medis darurat.
Dampak panas tidak merata, anak-anak dan lansia kurang mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga lebih rentan. Orang-orang yang bekerja di luar ruangan juga sangat berisiko. Bahkan anak muda yang sehat pun akan meninggal setelah enam jam terpapar suhu 35°C dan kelembapan 100%.
John Nairn, penasihat senior bidang panas ekstrem di Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB, mengatakan bulan lalu bahwa gelombang panas "menjadi jauh lebih berbahaya".
"Ini adalah konsekuensi pemanasan global yang paling cepat muncul yang sedang kita saksikan," ujarnya kepada AFP dalam sebuah wawancara. "Konsekuensi ini akan semakin intens dan semakin sering terjadi."
Mai Anh (menurut AFP, CNA)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)