Dengan demikian, Pasal 3, 4, 5, 6, Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 158/2024/Permenhub-BPKP mengatur usaha angkutan penumpang dengan taksi sebagai berikut:
“Pasal 6. Usaha angkutan orang dengan taksi
...3. Tarif perjalanan menggunakan argo
a) Kendaraan harus dilengkapi dengan meteran tarif yang telah diperiksa dan disegel oleh otoritas metrologi yang berwenang. Harus ada perangkat untuk mencetak faktur atau tanda terima yang terhubung ke meteran tarif pada kendaraan; meteran tarif dan perangkat pencetakan harus dipasang pada posisi yang mudah dilihat oleh penumpang; pengemudi harus menerbitkan faktur elektronik dan mengirimkannya kepada penumpang di akhir perjalanan;
b) Tanda terima harus memuat informasi minimal sebagai berikut: nama unit usaha angkutan, nomor registrasi kendaraan, jarak tempuh (km) dan total biaya yang harus dibayar penumpang.
4. Tarif perjalanan melalui penggunaan perangkat lunak penghitungan tarif yang terhubung langsung dengan penumpang melalui sarana elektronik untuk memesan kendaraan, membatalkan perjalanan, dan menghitung tarif perjalanan (selanjutnya disebut perangkat lunak penghitungan tarif)
a) Kendaraan harus memiliki perangkat yang terhubung langsung dengan penumpang untuk memesan atau membatalkan perjalanan;
b) Tarif perjalanan dihitung berdasarkan jarak yang ditentukan pada peta digital;
c) Perangkat lunak penghitungan tarif harus menjamin kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan tentang transaksi elektronik; antarmuka penumpang harus memuat nama atau logo unit usaha angkutan dan harus memberikan kepada penumpang konten minimal sebelum melaksanakan angkutan, meliputi: nama unit usaha angkutan, nama lengkap pengemudi, plat nomor kendaraan, rencana perjalanan, jarak tempuh (km), total biaya yang harus dibayar penumpang, dan nomor telepon untuk menangani pengaduan penumpang.
5. Tarif perjalanan sesuai kesepakatan dengan unit usaha angkutan
Tarif perjalanan disepakati antara penumpang dengan unit bisnis angkutan taksi berdasarkan jadwal tarif yang tertera pada taksi atau melalui perangkat lunak penghitungan tarif milik unit bisnis angkutan penumpang dengan taksi.
6. Pada akhir perjalanan, unit usaha angkutan yang menggunakan perangkat lunak penghitungan tarif wajib mengirimkan (melalui perangkat lunak) faktur elektronik perjalanan kepada penumpang, dan sekaligus mengirimkan informasi faktur tersebut kepada Otoritas Pajak sesuai ketentuan.
7. Unit usaha angkutan penumpang dengan taksi wajib melaporkan kepada Dinas Perhubungan tempat izin usaha angkutan diterbitkan, dan kepada Otoritas Pajak (tempat unit usaha angkutan melaporkan dan membayar pajak) tentang metode penghitungan tarif yang digunakan pada taksi unit tersebut..."
Pada Poin g, Klausul 10, Pasal 23, Keputusan tersebut menetapkan salah satu kasus berikut di mana lencana unit transportasi akan dicabut:
“g) Mencabut tanda pengenal kendaraan bermotor roda empat dan mobil yang tidak diregistrasi dan tidak disetorkan pajaknya oleh anggota koperasi angkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.”
Pasal 74 Peraturan Pemerintah Nomor 158 Tahun 2008 mengatur kewajiban badan usaha angkutan mobil dan kendaraan bermotor roda empat sebagai berikut:
“…2. Dalam menjalankan kegiatan usaha, wajib mendaftarkan kode pajak ke Kantor Pelayanan Pajak di wilayah tempat unit usaha berkantor pusat atau cabangnya berada; dan memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan. Dalam menjalankan usaha transportasi dengan mobil atau kendaraan bermotor roda empat, anggota koperasi wajib memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan...
4. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menerapkan perangkat lunak dalam manajemen kendaraan, manajemen pengemudi, pengarsipan catatan, tiket elektronik, kontrak transportasi elektronik, faktur elektronik, pemasangan informasi pada kendaraan, penerimaan dan pemrosesan informasi umpan balik penumpang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku….”
Sesuai ketentuan Undang-Undang Administrasi Perpajakan No. 38/2019/QH14 tanggal 13 Juni 2019: "Dalam hal penjualan barang atau penyediaan jasa, penjual wajib menerbitkan faktur elektronik kepada pembeli dalam format data standar dan wajib mencatat isinya secara lengkap sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan akuntansi, tanpa memperhatikan nilai setiap penjualan barang atau penyediaan jasa." Khusus untuk usaha angkutan penumpang dengan taksi, Peraturan No. 158/2024/ND-CP memiliki ketentuan baru: pengemudi wajib menerbitkan faktur elektronik untuk dikirimkan kepada penumpang di akhir perjalanan.
Bagi unit usaha angkutan yang melakukan pelanggaran administratif terkait faktur, sanksi akan diterapkan sesuai ketentuan terkait dalam Peraturan Pemerintah Nomor 125 Tahun 2020/ND-CP tanggal 19 Oktober 2020 tentang Sanksi Pelanggaran Administratif di Bidang Perpajakan dan Faktur (sebagaimana diubah dan ditambah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2021/ND-CP tanggal 16 November 2021).
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/lai-xe-taxi-phai-lap-hoa-don-dien-tu-cung-cap-cho-hanh-khach-khi-ket-tet-tec-hanh-trinh-3147229.html
Komentar (0)