Presiden AS Joe Biden telah menegaskan kembali komitmennya yang "teguh" untuk membantu Israel mempertahankan diri, tetapi menginginkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meminimalkan korban di Jalur Gaza.
| Presiden Joe Biden menegaskan bahwa tidak ada "garis merah" yang akan memaksa Washington meninggalkan atau menghentikan pasokan peralatan militer kepada Israel. (Sumber: Reuters) |
Dalam wawancara dengan MSNBC pada tanggal 9 Maret, Presiden Biden menegaskan kembali bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dan mengejar pasukan Hamas, tetapi menekankan bahwa pemerintahan Netanyahu harus lebih memperhatikan pembatasan korban sipil di Gaza.
Ia mengatakan “garis merah” yang ia miliki dalam mendukung Israel adalah “tidak membiarkan 30.000 warga Palestina lainnya meninggal akibat mengejar Hamas.”
Beberapa situs berita dan majalah Amerika (Axios, Wall Street Journal) mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya sejak konflik Gaza meletus, pemerintahan Biden secara terbuka mengakui "garis merah" dalam hubungan dengan Israel. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Washington telah kehilangan kesabaran terhadap pendekatan keras Netanyahu.
Namun, bos Gedung Putih juga menekankan bahwa tidak ada "garis merah" yang dapat membuat Washington meninggalkan atau menghentikan penyediaan peralatan militer kepada Israel, karena melindungi negara Timur Tengah ini masih menjadi hal terpenting bagi kepentingan AS.
Mengenai prospek penyelesaian konflik di Gaza, Presiden Biden menegaskan bahwa ia masih bekerja keras untuk mencapai gencatan senjata selama 6 minggu, yang dapat dimulai paling cepat pada bulan Ramadan.
Presiden Biden membuka kemungkinan kunjungan lagi ke Israel dan mengatakan kepada Perdana Menteri Netanyahu bahwa kedua pemimpin perlu segera mengadakan "pertemuan yang sangat serius" mengenai konflik di Gaza.
Sementara itu, dalam wawancara dengan Politico , Perdana Menteri Israel Netanyahu terus menyatakan bahwa ia menolak kemungkinan mendirikan negara Palestina.
Selain itu, ia juga percaya bahwa Israel harus memiliki kendali penuh atas seluruh wilayah Palestina di sebelah barat Sungai Yordan.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)