Menurut The Washington Post pada 27 Agustus, dari 20 distrik sekolah terbesar di AS, setidaknya 7 distrik telah melarang siswa menggunakan ponsel selama jam sekolah atau berencana untuk melakukannya. Selain itu, setidaknya 7 distrik telah memberlakukan beberapa pembatasan, seperti melarang penggunaan ponsel selama jam sekolah tetapi mengizinkan penggunaan saat makan siang atau istirahat.
Beberapa tempat mengharuskan siswa untuk mematikan telepon genggamnya, menyetelnya ke mode senyap, dan menaruhnya di dalam tas atau tas khusus yang dapat dikunci; atau menaruhnya di area yang ditentukan di dalam kelas.
Pada bulan Juni, Dewan Sekolah Kabupaten Los Angeles memberikan suara untuk melarang penggunaan ponsel, dan di Distrik Sekolah Kabupaten Clark, Nevada, siswa sekolah menengah pertama dan atas harus menyimpan ponsel mereka di saku sepanjang hari, mulai musim gugur ini.
Beberapa negara bagian, termasuk Indiana, Louisiana, Carolina Selatan, dan Florida, telah memberlakukan peraturan yang membatasi penggunaan ponsel oleh siswa selama tahun ajaran. Gubernur di setidaknya tiga negara bagian lain juga telah meminta sekolah untuk membatasi atau melarang penggunaan perangkat tersebut.
Ponsel siswa ditinggalkan di tempat khusus di Cincinnati Country Day School di Indian Hill, Ohio, AS. Foto: CINCINNATI ENQUIRER
Larangan tersebut menjadi lebih luas setelah banyak guru dan orang tua mengatakan ponsel mengganggu, menghambat pembelajaran dan menjadi beban terus-menerus pada kesehatan mental siswa.
Sebuah studi tahun 2022 di Institut Teknologi New York menemukan bahwa belajar tanpa ponsel mengakibatkan siswa memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah, pemahaman yang lebih baik, dan konsentrasi yang lebih tinggi.
Survei nasional tahun 2021 menemukan bahwa 43% sekolah menengah atas dan 77% sekolah menengah pertama di AS melarang penggunaan ponsel untuk tujuan non-akademis selama jam sekolah.
Para ahli mengatakan angkanya telah meningkat secara signifikan. Namun, tidak semua orang setuju dengan langkah ini. Beberapa orang tua khawatir tidak dapat menghubungi anak-anak mereka dalam keadaan darurat, seperti penembakan di sekolah.
Sebagai tanggapan, para pendukung mengatakan siswa masih dapat menghubungi anggota keluarga menggunakan telepon sekolah, dan juga menekankan bahwa penembakan jarang terjadi di sekolah.
Wali Kota New York City, Eric Adams, mengatakan pada 27 Agustus bahwa kotanya belum siap untuk menerapkan larangan penuh. Ia menekankan bahwa ia tidak ingin ada gangguan di sekolah, tetapi juga ingin berhati-hati dalam menerapkan larangan tersebut agar ia tidak perlu membatalkan keputusan tersebut di kemudian hari.
Sumber: https://nld.com.vn/lenh-cam-dien-thoai-tai-truong-hoc-lan-rong-o-my-196240828204613488.htm
Komentar (0)