Prototipe reaktor nuklir modular kecil dari Nano Nuclear Energy dapat diangkut dengan truk kontainer untuk menghadirkan energi bersih ke daerah terpencil.
Reaktor Nano Nuclear Energy dapat muat di dalam kontainer pengiriman. Foto: Nano Nuclear Energy
Perusahaan rintisan Nano Nuclear Energy bertujuan untuk merancang reaktor nuklir modular kecil (SMR) yang dapat mengatasi kenaikan biaya produksi dan kendala rantai pasokan di AS, seperti yang dilaporkan Interesting Engineering pada 6 Maret. Reaktor mereka menggunakan bahan bakar uranium yang diperkaya rendah (Haleu) yang mengandung 20% uranium. Kandungan yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar yang digunakan dalam reaktor konvensional memungkinkan SMR beroperasi secara efisien dengan lebih sedikit bahan bakar, sekaligus meningkatkan umur peralatan.
Nano Nuclear Energy saat ini memproduksi reaktor Haleu di fasilitasnya di AS. Meskipun perusahaan belum mengungkapkan lokasi pastinya, fasilitas tersebut telah menerima izin operasi federal. Mereka juga mengembangkan desain reaktor dan telah memperkenalkan versi kedua yang disebut Zeus. Nano Nuclear berfokus pada pengoperasian reaktor dengan intervensi minimal dan melengkapinya dengan jalur evakuasi untuk memastikan pengoperasian yang lancar dan aman.
Komponen-komponen dari keseluruhan sistem dapat dimasukkan ke dalam kontainer pengiriman standar, dan SMR dapat dengan mudah diangkut ke lokasi terpencil di mana infrastruktur pembangkit listrik konvensional tidak tersedia dan proyek energi terbarukan skala besar sulit untuk dipasang. Selain produksi listrik, reaktor ini juga dirancang untuk memanfaatkan panas yang dihasilkan selama reaksi fisi untuk berbagai aplikasi langsung. Panas berlebih ini dapat diubah menjadi listrik untuk meningkatkan output.
Reaktor modular kecil dengan kapasitas kurang dari 20 megawatt (MW) dapat menyediakan listrik bersih ke daerah terpencil. Teknologi serupa juga digunakan pada kapal angkatan laut. Menurut Nano Energy, sistem ini dapat berkontribusi mengurangi emisi karbon dari berbagai industri seperti pertambangan dan transportasi.
Menurut Departemen Energi AS, negara tersebut membutuhkan kapasitas tenaga nuklir sebesar 200 gigawatt (GW) untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2050. Perkiraan saat ini menunjukkan bahwa kapasitas 95 GW yang ada memenuhi 18% kebutuhan energi AS, tetapi ini terutama berasal dari beberapa reaktor nuklir besar yang dibangun beberapa dekade lalu. Baru-baru ini, industri energi nuklir AS menghadapi banyak penundaan proyek dan biaya yang melonjak.
Pada umumnya, pembangkit listrik tenaga nuklir dibangun dalam skala besar untuk mengurangi biaya produksi energi. Namun, hal ini juga meningkatkan biaya dan waktu instalasi sebelum fasilitas tersebut dapat mulai beroperasi. SMR (Small Modular Reactor) adalah versi yang lebih kecil dari reaktor nuklir fisi. SMR juga membantu mengurangi biaya konstruksi.
An Khang (Menurut Interesting Engineering )
Tautan sumber






Komentar (0)