RT melaporkan pada tanggal 5 Oktober bahwa Hamas membantah informasi bahwa mereka siap untuk segera melucuti senjata menyusul usulan gencatan senjata Presiden Trump.
Sebelumnya pada hari itu, beberapa media mengutip sumber anonim yang mengatakan bahwa Hamas telah setuju untuk menyerahkan persediaan senjatanya kepada sebuah badan di bawah pengawasan internasional dan telah memberi tahu Amerika Serikat tentang keputusan tersebut.

Namun, Hamas membantah "klaim yang dibuat-buat" tersebut, dan menegaskan bahwa pendiriannya hanya dikomunikasikan melalui saluran resmi.
"Informasi ini (Hamas siap melucuti senjatanya segera) tidak berdasar dan bertujuan untuk mendistorsi pandangan dan menyebabkan kebingungan publik," kata Hamas.
Pada tanggal 3 Oktober, Hamas menyetujui sebagian rencana perdamaian Trump untuk Gaza, dengan menyatakan kesediaan untuk memulangkan sandera Israel yang masih hidup dan jenazah mereka, serta menyerahkan pengelolaan Gaza kepada "kelompok Palestina yang independen."
Meskipun kelompok tersebut tidak menyebutkan perlucutan senjata, seorang pejabat senior Hamas, Mousa Abu Marzook, menjelaskan masalah tersebut kepada Al Jazeera tak lama kemudian, dengan mengatakan bahwa Hamas hanya akan "menyerahkan senjata kepada negara Palestina di masa depan, dan siapa pun yang memerintah Gaza akan memiliki senjata di tangan mereka."
Hamas menyandera sekitar 250 orang dalam serangan mendadak di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan memicu kampanye militer Israel berikutnya di Gaza. Kelompok tersebut diyakini masih menyandera sekitar 50 warga Israel, sekitar setengahnya diyakini masih hidup.
>>> Pembaca diundang untuk menonton lebih banyak video : Israel melancarkan serangan skala besar di Gaza
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/luc-luong-hamas-phu-nhan-thong-tin-san-sang-giai-giap-post2149058501.html
Komentar (0)