Enrique adalah pelatih nomor 1 di dunia saat ini. |
Di dunia sepak bola, penggemar seringkali hanya melihat Luis Enrique sebagai pelatih top: ia memimpin Barcelona dan PSG meraih treble bersejarah, dan memimpin tim nasional Spanyol bermain sepak bola yang mengalir. Namun, di samping bakat strategisnya di bangku kepelatihan, Enrique juga memiliki aspek yang hanya sedikit yang dapat menandinginya: ia adalah pelatih maraton terbaik di dunia.
Gantung sepatumu tapi tetaplah berlari
Banyak pemain setelah pensiun sering kali malas berlatih, menambah berat badan, atau hidup lebih nyaman setelah bertahun-tahun berkompetisi secara intens. Contoh tipikal adalah Ronaldo yang "gemuk", Wayne Rooney, atau Wesley Sneijder. Luis Enrique justru sebaliknya. Setelah pensiun, ia tetap mempertahankan kebiasaan berlatih setiap hari dan khususnya mengikuti maraton sebagai cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Enrique telah menaklukkan New York Marathon, Amsterdam Marathon, Florence Marathon, dan bahkan Marathon des Sables - perlombaan paling melelahkan di dunia melintasi gurun Sahara.
Pada Maraton New York 2005, Luis Enrique finis dalam waktu 3 jam 14 menit 9 detik untuk jarak 42,195 km. Pada Maraton Amsterdam 2006: Waktu yang tercatat sekitar 3 jam 00 menit 19 detik - Luis Enrique mencatat waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan New York tahun sebelumnya.
![]() |
Enrique berlari di Maraton New York tahun 2005. |
Maraton Florence 2007 menjadi tonggak sejarah ketika Luis Enrique memecahkan rekor 3 jam, finis dalam waktu 2 jam 58 menit dan 8 detik. Maraton des Sables 2008 merupakan lomba super berat di Gurun Sahara, dengan total rute sekitar 250-254 km selama beberapa hari. Lui Enrique berpartisipasi dalam kondisi yang sangat keras, harus mengenakan ransel berisi perlengkapan yang cukup untuk perjalanan, dan membawanya sendiri selama seluruh tahapan.
Tak hanya berhenti di maraton 42 km, ia juga menjajal kemampuannya di kompetisi Ironman Frankfurt 2007 - di mana para atlet harus berenang sejauh 3,8 km, bersepeda sejauh 180 km, dan berlari sejauh 42 km secara berturut-turut. Luis Enrique juga menyelesaikan Ironman - sebuah kompetisi triatlon yang mencakup: berenang, bersepeda, dan lari - di Jerman dengan total waktu sekitar 10 jam 19 menit. Prestasi ini menunjukkan bahwa Luis Enrique bukan sekadar "berlari untuk bersenang-senang" tetapi telah benar-benar mencapai tingkat profesional di dunia lari jarak jauh.
Latihan ketahanan membantu Enrique mengatasi tekanan
Ketika kembali melatih, jadwal yang padat, tekanan media, dan tuntutan performa membuat Luis Enrique tidak punya waktu untuk berpartisipasi dalam maraton resmi. Namun, ia tetap mempertahankan latihan ketahanannya: lari jarak jauh, bersepeda, dan berenang. Ini bukan hanya sekadar kebiasaan berlatih, tetapi juga metode untuk menjaga kewaspadaan, keseimbangan emosi, dan pemulihan energi mental.
Manajer sepak bola modern memiliki beban kerja yang sangat berat: analisis taktik, observasi lawan, manajemen ruang ganti, dan kritik pedas. Tidak banyak manajer yang mampu menjaga ketenangan di bawah tekanan seberat itu. Dalam diri Luis Enrique, kita melihat ketenangan dan tekad – yang kemungkinan besar berasal dari latihan keras selama berjam-jam.
![]() |
Enrique menemukan kegembiraan dan relaksasi di lintasan lari. |
Dalam maraton, kesuksesan datang dari kemampuan mengendalikan napas, mendistribusikan energi, dan mengatasi keterbatasan mental. Di bangku kepelatihan, Luis Enrique menerapkan hal yang sama: ia tahu cara merotasi skuad, menjaga disiplin, dan yang terpenting, menanamkan semangat "pantang menyerah" kepada para pemain. Dengan kata lain, maraton telah menciptakan Luis Enrique yang lebih kuat dan lebih berani dalam profesi kepelatihan.
Enrique adalah juara di antara para pelatih
Bagi pelatih sepak bola, mempertahankan latihan itu sulit, bahkan menaklukkan maraton pun lebih jarang. Itulah sebabnya Luis Enrique dianggap sebagai "pelatih maraton" yang langka di dunia sepak bola.
Jika suatu hari nanti dunia sepak bola menyelenggarakan maraton khusus untuk para pelatih, Enrique hampir pasti akan menjadi orang pertama yang mencapai garis finis. Karena ia tidak hanya memiliki latar belakang pelatihan profesional, tetapi juga telah menaklukkan tantangan terberat di dunia olahraga ketahanan.
Siapa yang bisa menjadi saingannya? Mungkin hanya Jürgen Klopp—ahli strategi Liverpool yang sudah lama menggemari lari. Selain itu, Thomas Tuchel—yang menjaga kebugarannya dengan latihan ketahanan setiap hari. Namun, pengalaman Enrique menaklukkan maraton dan Ironman tetap menempatkannya di kelas yang berbeda. Jika Klopp dan Tuchel dianggap sebagai "pelari kasual" yang serius, maka Luis Enrique pantas disebut "pelari maraton profesional" di dunia kepelatihan.
Sumber: https://znews.vn/luis-enrique-thanh-cong-nho-chay-marathon-post1590748.html
Komentar (0)