
Komunitas desa laut
Man Thai terletak di distrik Son Tra, pusat wisata pesisir paling berkembang di Da Nang. Di antara hotel-hotel tinggi dan jalanan yang ramai, desa ini masih mempertahankan nuansa pedesaannya.
Di sini, setiap atap kecil, setiap dinding berlumut, atau setiap rumah komunal tua atau mausoleum membawa cerita, keindahan yang bertahan seiring waktu.
Budaya Man Thai erat kaitannya dengan profesi pelaut. Festival Cau Ngu dianggap sebagai jiwa kehidupan spiritual para nelayan dan diadakan setiap tahun di awal musim semi, yang juga menandai dimulainya musim panen hasil laut.
Festival ini bukan hanya merupakan ritual spiritual untuk berdoa agar musim penangkapan ikan berjalan baik, tetapi juga merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenang leluhur mereka, mereka yang menemukan dan membangun tanah ini.
Tiap musim perayaan merupakan kesempatan bagi desa Man Thai untuk menyala bagaikan lagu laut, menghubungkan masa lalu dan masa kini dalam kegembiraan reuni dengan berbagai kegiatan rakyat seperti menyanyikan bai choi, hat ba trao, cheo, tuong, dan permainan mendorong tongkat, membawa ikan, mendayung keranjang, tarik tambang...
Salah satu gambaran khas desa nelayan Man Thai adalah pasar ikan di tepi pantai. Saat kota masih terlelap, para nelayan pun mulai kembali setelah semalaman melaut. Sekitar pukul 3-4 pagi, dalam cahaya remang-remang, seluruh pantai ramai dengan keranjang-keranjang yang membawa ikan dan udang dari perahu ke tepi pantai, ramai dengan teriakan gembira pembeli dan penjual, menciptakan simfoni kehidupan sehari-hari yang sederhana dan semarak.
Pasar kecil itu tak hanya menjadi tempat para nelayan mencari nafkah, tetapi juga tempat berkumpul yang akrab bagi banyak wisatawan. Ada yang bangun pagi untuk membeli makanan laut segar, ada pula yang mampir bukan untuk membeli atau menjual apa pun, melainkan sekadar memuaskan hasrat menjelajahi suasana pedesaan di jantung kota pesisir.
Pasar ikan malam menjadi tempat pertukaran antara penduduk desa dan wisatawan dari seluruh penjuru, memungkinkan mereka untuk membenamkan diri di ruang komersial yang unik ini dan merasakan kehidupan komunitas desa nelayan yang damai. Ketika pasar ikan tutup secara bertahap, fajar pun tiba, dan wisatawan dapat mulai menikmati hari baru di pesisir Man Thai.
Tujuan wisata yang ideal
Pesatnya perkembangan wilayah pesisir Son Tra tidak mengaburkan pesona unik Man Thai, justru mempertegas keindahan pedesaan dan ketenangan desa tersebut. Dengan pemandangannya yang damai, komunitas yang erat, dan budaya adatnya yang kental, Man Thai perlahan menjadi destinasi ideal bagi mereka yang ingin melepaskan diri dari hiruk pikuk kehidupan.

Pengunjung dapat singgah di pantai biru jernih, menyusuri jalan mural warna-warni, atau langsung menyelami kehidupan nelayan melalui berbagai aktivitas seperti: menjaring, mendayung, berselancar, memancing, naik kapal selam, menyelam, dan menikmati segarnya hasil laut yang baru tiba di dermaga.
Tidak berhenti pada pengalaman tradisional, Man Thai kini juga memberi warna modern melalui acara seni dan olahraga internasional seperti Ironman 70.3 Da Nang, lomba stand-up paddleboard DANA COLOR RACE...
Salah satu hal unik yang paling disorot di musim panas ini adalah pameran instalasi luar ruangan “The Story of the Fishing Village” - sebuah ruang seni yang terinspirasi oleh kehidupan, karya, dan kepercayaan para nelayan setempat.
Pameran ini terdiri dari empat tema utama: Ombak Ikan, Pergi ke Laut, Rasa Asin dan Taman Mural, setiap area merupakan potongan visual yang emosional, menciptakan kembali perjalanan mencari nafkah, budaya masyarakat dan kenangan desa nelayan melalui bahan seni instalasi, cahaya dan gerakan.

Gambar-gambar yang familiar seperti keranjang, dayung, toples saus ikan, dan tiang bendera diciptakan kembali secara kreatif, menghadirkan nuansa modern sekaligus melestarikan kecintaan terhadap pedesaan.
Pameran ini merupakan titik temu antara kenangan desa nelayan dan seni kontemporer, membuka perspektif baru tentang Man Thai bagi penduduk lokal dan pengunjung. Pameran ini bukan hanya ruang untuk bersenang-senang, tetapi juga jembatan antara jiwa tradisional dan dunia modern, tempat nilai-nilai adat diceritakan melalui cahaya, gambar, dan emosi.
Di tengah perkembangan yang terus berlanjut, Man Thai tetap perlu dilestarikan sebagai kenangan hidup Da Nang. Mengembangkan pariwisata yang berkaitan dengan pelestarian budaya, perlindungan lingkungan, dan pemeliharaan tradisi desa akan menjadi cara bagi Man Thai untuk benar-benar menjadi destinasi yang baru sekaligus familiar.
Sumber: https://baodanang.vn/man-thai-net-moc-mac-giua-long-thanh-pho-3298529.html
Komentar (0)