Pada 11 Juli, Kantor Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Vietnam mengumumkan pesan resmi Hari Kependudukan Sedunia , 11 Juli 2025: "Otonomi reproduksi di dunia yang terus berubah."
Pesan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peran, hak, dan tanggung jawab dalam masalah reproduksi.
Ibu Pauline Fatima Tamesis - Koordinator Residen Perserikatan Bangsa-Bangsa di Vietnam mengatakan bahwa Laporan Keadaan Populasi Dunia UNFPA tahun ini menyoroti masalah global yang semakin mendesak: krisis otonomi reproduksi, atau dengan kata lain, hak untuk secara bebas memutuskan tentang reproduksi.
Menurut Pauline Fatima Tamesis, satu dari lima pasangan di seluruh dunia kesulitan mencapai ukuran keluarga yang mereka inginkan. Ini berarti jutaan individu dan pasangan semakin sulit membuat salah satu keputusan paling mendasar dalam hidup: apakah akan memiliki anak, berapa banyak, dan kapan.
Bagi sebagian orang, hambatannya bersifat struktural, seperti terbatasnya akses terhadap alat kontrasepsi atau layanan kesehatan reproduksi. Bagi yang lain, hambatannya berasal dari ketidakamanan ekonomi , sosial, atau lingkungan. Ini bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi sebuah kisah tentang kebebasan, kesetaraan, dan hak asasi manusia.
Seperti banyak negara lain di dunia, Vietnam sedang mengalami perubahan demografi yang signifikan, mulai dari perubahan struktur populasi hingga tren fertilitas baru. Vietnam kini memiliki populasi muda terbesar sepanjang sejarah, dan juga sedang mempersiapkan masa depan di mana pada tahun 2036, lebih dari 20% populasinya akan berusia 60 tahun ke atas. Tren ini membutuhkan kebijakan yang adaptif, komprehensif, dan visioner yang melindungi hak reproduksi dan mendukung keluarga di semua tahap kehidupan.
Laporan tahun 2025 menekankan bahwa pilihan reproduksi sejati hanya dapat dicapai melalui investasi pada manusia, terutama perempuan, remaja, dan kelompok rentan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa di Viet Nam menegaskan komitmennya untuk bekerja sama erat dengan Pemerintah untuk: Memastikan akses universal terhadap perawatan kesehatan reproduksi berkualitas dan layanan keluarga berencana; Mendukung negara-negara untuk mempromosikan kebijakan kependudukan yang komprehensif; Memperluas akses ke pendidikan seksualitas yang komprehensif dan sesuai usia serta layanan yang ramah remaja/pemuda; Memperkuat sistem data untuk mendukung perencanaan dan investasi yang lebih efektif.
Hari Populasi Dunia merupakan acara tahunan yang diadakan pada tanggal 11 Juli untuk meningkatkan kesadaran global terhadap masalah populasi global.
Ini juga merupakan kesempatan bagi umat manusia untuk berbangga atas pencapaian di bidang kependudukan, pelayanan kesehatan, kesetaraan gender, perlindungan lingkungan hidup, peningkatan mutu kehidupan, peningkatan mutu penduduk dan harapan hidup, serta kontribusi terhadap pembangunan nasional.
Hari ini diprakarsai oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) pada tahun 1989, setelah populasi dunia mencapai angka 5 miliar jiwa pada 11 Juli 1987. Hari ini menjadi kesempatan bagi negara-negara untuk mengevaluasi dan mendorong kebijakan kependudukan yang efektif, guna menjamin hak reproduksi dan kualitas hidup seluruh masyarakat, terutama perempuan dan remaja.
Pada tahun 1994, di Kairo, Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan, 179 negara, termasuk Vietnam, mengadopsi program aksi bervisi luas di bidang kependudukan dan pembangunan (ICPD). Semua negara sepakat bahwa kita perlu menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dan menegaskan hubungan erat antara kependudukan dan pembangunan.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/ngay-dan-so-the-gioi-quyen-tu-quyet-sinh-san-dang-la-moi-quan-tam-toan-cau-post1049173.vnp
Komentar (0)