Di final Liga Champions melawan mantan klubnya, Inter Milan, Achraf Hakimi menyumbang satu gol untuk membantu PSG menang 5-0. Setelah mencetak gol pembuka, pemain Maroko itu melakukan aksi kontroversial.

Hakimi tidak merayakan golnya melawan Inter (Foto: Getty).
Oleh karena itu, Achraf Hakimi menolak merayakan gol pembuka sebagai bentuk penghormatan kepada mantan timnya, meskipun banyak pemain PSG yang merayakannya dengan antusias. Namun, tindakan pemain ini telah memicu kontroversi di media sosial.
Banyak pihak yang menilai Hakimi hanya seorang munafik yang tidak memberikan inspirasi dan semangat juang kepada rekan-rekannya dalam pertandingan yang berlangsung sengit.
Di Twitter, seorang penggemar mengungkapkan pendapatnya: "Hei, ini final Liga Champions. Berhentilah berbasa-basi. Berhentilah berpura-pura."
Yang lain berpendapat sama: "Apakah Hakimi punya sopan santun untuk duduk di ruang ganti sementara rekan satu timnya mengangkat trofi? Tentu saja tidak. Jadi, dia seharusnya berhenti bersikap setengah hati. Apa yang ingin dia tunjukkan di sini?"
Komentar lain termasuk: "Ini final Liga Champions yang sangat menegangkan! Tolong hentikan perayaan tanpa perayaan ini."
“Tindakan yang konyol dan sangat konyol.”
“Hakimi hanya bermain untuk Inter selama satu musim, mengapa dia harus bertindak seperti itu?”.

Hakimi adalah bek dengan gol terbanyak dalam satu musim di Liga Champions (Foto: Getty).
Hakimi menjadi pemain Maroko pertama yang mencetak gol di final Liga Champions. Musim itu merupakan musim yang sukses baginya, dengan menyumbang 4 gol dan 5 assist di Liga Champions.
Sepanjang sejarah turnamen ini, belum ada bek yang mencetak begitu banyak gol dalam satu musim Liga Champions. Termasuk musim ini, bek berusia 26 tahun ini telah mencetak 9 gol dan 14 assist di semua kompetisi. Tak berlebihan jika Hakimi disebut sebagai bek kanan terbaik di dunia saat ini.
Sumber: https://dantri.com.vn/the-thao/ngoi-sao-psg-gay-phan-no-vi-hanh-dong-la-sau-khi-ghi-ban-20250601110747018.htm
Komentar (0)