
Foto: NS
Mengurangi kualitas dan harga
Petani durian di daerah-daerah seperti Ia Grai, Chu Prong, Chu Se, Chu Puh, Chu Pah, Ia Phi... khawatir karena musim panen akan segera berakhir, tetapi cuaca sedang tidak mendukung. Hujan yang terus-menerus menyebabkan daging durian menjadi keras, kualitasnya menurun drastis, sehingga harga beli anjlok, sehingga banyak rumah tangga petani berisiko merugi.
Pada awal musim, para pedagang datang ke kebun untuk membeli durian dengan harga berkisar antara 40.000 hingga 70.000 VND/kg, tergantung jenisnya. Namun, hingga kini, harganya turun tajam, hanya sekitar 17.000 hingga 20.000 VND/kg karena kualitasnya yang buruk.
Di komune Ia Phi, Bapak Nguyen Van Mam, pemilik kebun durian dengan 200 pohon, bercerita: “Keluarga kami memanen sekitar 5 ton pada panen pertama, dan menjualnya seharga 70.000 VND/kg. Namun pada panen kedua, karena hujan yang berkepanjangan, banyak buah yang keras dan hanya bisa dijual seharga 20.000 VND/kg. Jika hujan terus turun, panen berikutnya akan semakin terdampak.”
Situasi serupa juga terjadi di Desa Ban Tan, Kecamatan Chu Prong. Bapak Chau Van Oanh mengatakan: “Keluarga saya menanam 200 pohon durian Thailand secara organik. Tahun ini, 60 pohon menghasilkan buah, dengan perkiraan hasil sekitar 10 ton. Namun, curah hujan yang terlalu tinggi telah mengurangi produktivitas, memaksa para pedagang untuk menurunkan harga menjadi hanya 10.000-20.000 VND/kg. Dengan investasi lebih dari 200 juta VND untuk seluruh kebun, menjual dengan harga ini tidak cukup untuk menutupi biaya.”

Di Desa Yang (Kelurahan Chu Prong), Bapak Tran Van Chinh berencana memanen 15 ton durian Thailand. Namun, para pedagang hanya membayar 15.000-17.000 VND/kg. "Jika harga terus serendah ini, panen tahun ini pasti akan merugi besar," ujar Bapak Chinh khawatir.
Menurut Bapak Ngo Anh Tuan, seorang pejabat pertanian di Kecamatan Chu Prong, seluruh kecamatan saat ini memiliki sekitar 800 hektar lahan durian, dengan 600 hektar di antaranya masih dalam tahap usaha. "Sebelum panen, para pedagang membayar harga yang cukup tinggi, tetapi karena hujan yang berkepanjangan, beras menjadi keras, sehingga sekarang harganya hanya 17.000-20.000 VND/kg, dan sulit untuk dijual. Kebanyakan orang hanya berharap untuk mengembalikan modal investasi mereka," ungkap Bapak Tuan.
Tidak hanya berdampak pada petani, cuaca yang tidak mendukung juga menyebabkan kesulitan bagi koperasi dan pelaku usaha yang terlibat dalam pembelian, pengolahan, dan ekspor durian. Bapak Le Van Thanh, Direktur Koperasi Produksi Pertanian, Perdagangan, Jasa, dan Pariwisata Ia Mo Nong, mengatakan: "Anggota koperasi saat ini membudidayakan lebih dari 300 hektar durian organik. Meskipun kami telah mempersiapkan gudang dan rencana pembelian secara menyeluruh, ketika memeriksa kebun-kebun panen awal, kami menemukan banyak buah yang keras, sehingga sangat memengaruhi kemampuan untuk mengawetkan, mengonsumsi, dan mengekspornya di masa mendatang."
Solusi jangka panjang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim
Menurut Departemen Pertanian dan Lingkungan Hidup, provinsi ini saat ini memiliki lebih dari 7.900 hektar lahan durian, dengan sekitar 3.000 hektar di antaranya sedang dipanen, dengan perkiraan hasil panen sebesar 42.000 ton. Lahan ini sebagian besar terkonsentrasi di wilayah barat provinsi seperti Chu Puh, Chu Se, Chu Pah, Chu Prong, Duc Co, Ia Grai, dan Dak Doa.

Durian merupakan tanaman bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga sangat "sulit". Hujan deras selama masa panen tidak hanya membuat beras keras dan menurunkan kualitas buah, tetapi juga memengaruhi daya konsumsi, terutama untuk ekspor.
Menghadapi kondisi cuaca yang semakin ekstrem akibat perubahan iklim, pemerintah daerah menganjurkan agar masyarakat berproduksi secara berkelanjutan. Khususnya, memprioritaskan pertanian organik, meningkatkan langkah-langkah teknis, berinvestasi dalam sistem penyimpanan, dan pemrosesan pascapanen untuk menjaga kualitas buah dalam kondisi cuaca buruk.

Bapak Trinh Quoc Thanh, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Chu Prong, mengatakan: "Cuaca yang tidak mendukung ditambah dengan penurunan harga durian yang tajam telah sangat memengaruhi pendapatan masyarakat. Kami mengimbau masyarakat untuk terus merawat kebun mereka yang ada dan tidak terburu-buru menebang pohon durian karena harga yang rendah. Dalam jangka panjang, produksi organik dan biologis merupakan langkah yang tak terelakkan untuk melayani pasar ekspor yang berkelanjutan."
Bapak Nguyen Cong Son, Ketua Komite Rakyat Komune Ia Phi, mengatakan: "Pemerintah daerah akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendorong dan mengarahkan teknik perawatan yang tepat, serta mendorong penerapan teknologi dalam budidaya dan pengawetan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko, menstabilkan hasil panen, dan meningkatkan kualitas durian."
Sumber: https://baogialai.com.vn/nguoi-trong-sau-rieng-gap-kho-khan-vi-thoi-tiet-bat-loi-post562255.html






Komentar (0)