Gunung Fuji - Foto: ISTOCK/YONGYUAN
Menurut Japan Today, pada tanggal 21 Maret, sebuah komite pemerintah Jepang menyusun langkah-langkah yang akan diambil jika terjadi letusan abu skala besar di Gunung Fuji.
Oleh karena itu, tindakan diklasifikasikan menjadi 4 tingkat berdasarkan tingkat keparahan situasi.
Level 1 berlaku ketika abu turun di bawah 3 cm dan terdapat risiko gangguan pada rel kereta api. Level 2 didefinisikan sebagai hujan abu setinggi 3 hingga 30 cm, di mana pemulihan darurat layanan penting seperti listrik masih memungkinkan.
Masyarakat tidak akan diminta untuk mengungsi pada dua tingkat di atas karena tingkat bahaya dianggap relatif rendah, dan pengorganisasian evakuasi skala besar di daerah padat penduduk dianggap rumit.
Level 3 didefinisikan sebagai saat abu jatuh antara 3 dan 30 cm tetapi layanan penting seperti listrik terputus dan tidak dapat segera dipulihkan.
Pada titik ini, pemerintah setempat mungkin mempertimbangkan untuk mengevakuasi penduduk ke daerah lain.
Hujan abu setinggi 30 cm atau lebih akan dianggap sebagai level 4, dan setelah itu warga akan disarankan untuk mengungsi. Komite khawatir rumah-rumah kayu dapat runtuh karena berat abu jika terkena hujan.
Panel ahli juga menyerukan penimbunan persediaan darurat seperti makanan dan air jika terjadi letusan, AFP melaporkan, mencatat bahwa laporannya tidak memprediksi kapan atau seberapa besar letusan berikutnya yang mungkin terjadi.
Gunung Fuji setinggi 3.776 m, terletak di antara Prefektur Yamanashi dan Shizuoka, sebelah barat Tokyo. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di negeri matahari terbit.
Terakhir kali Gunung Fuji meletus adalah lebih dari 300 tahun yang lalu, pada tahun 1707. Saat itu, letusan berlangsung selama 16 hari, meninggalkan lapisan abu vulkanik setebal sekitar 4 cm di tempat yang sekarang menjadi pusat kota Tokyo, menurut catatan sejarah.
Komentar (0)