
Penggabungan tiga kota besar menjadi Kota Ho Chi Minh membawa banyak peluang untuk pengembangan kawasan industri, tetapi juga disertai tantangan dalam mengelola dan mengoordinasikan proyek.
Banyak hambatan hukum
Dalam konteks perekonomian Kota Ho Chi Minh yang membutuhkan investasi langsung asing (FDI) untuk mendorong pengembangan kawasan industri (KI), permasalahan hukum menjadi salah satu kendala terbesar. Pada Forum Dukungan Hukum Investasi 2025 yang diselenggarakan pada 21 November 2025 di Kota Ho Chi Minh, banyak pakar dan investor asing mengemukakan bahwa prosedur administratif yang rumit, kurangnya transparansi dalam proses, dan kurangnya konektivitas antar lembaga pengelola merupakan hambatan terbesar dalam pelaksanaan proyek investasi di kawasan industri di Kota Ho Chi Minh.

Perwakilan asosiasi bisnis FDI semuanya sepakat bahwa perlu mereformasi prosedur administratif, menyederhanakan proses perizinan, dan menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi investor.
Berbicara di forum tersebut, Ibu Cao Thi Phi Van, Wakil Direktur Pusat Promosi Investasi dan Perdagangan Kota Ho Chi Minh (ITPC), menekankan bahwa meskipun Kota Ho Chi Minh telah melakukan reformasi signifikan dalam penyesuaian perencanaan dan promosi lingkungan investasi, masih banyak kesulitan yang dihadapi investor dalam mengakses dana lahan, melaksanakan prosedur persetujuan kebijakan investasi, dan perizinan lokasi. Permasalahan ini telah membuat investor menunggu lama, sehingga meningkatkan biaya dan mengurangi daya tarik pasar properti industri di kota tersebut.
Menurut Prof. Dr. Le Hong Hanh, Ketua Pusat Arbitrase Internasional Vietnam (VIAC), penggabungan tiga kota besar menjadi Kota Ho Chi Minh membawa banyak peluang bagi pengembangan kawasan industri, tetapi juga menghadirkan tantangan dalam pengelolaan dan koordinasi proyek. Permasalahan hukum dan hambatan dalam mekanisme serta prosedur investasi telah mengurangi daya tarik proyek-proyek, terutama yang memiliki faktor risiko tinggi.
Khususnya, menurut Bapak Seck Yee Chung, Wakil Presiden Asosiasi Bisnis Singapura di Vietnam, prosedur administratif yang panjang dan tidak dapat diprediksi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan besar bagi investor. Masalah-masalah ini tidak hanya mengurangi efektivitas pelaksanaan proyek tetapi juga memengaruhi strategi jangka panjang perusahaan asing ketika berinvestasi dalam infrastruktur kawasan industri di Kota Ho Chi Minh.
Solusi utama: Reformasi administrasi
Untuk mengatasi permasalahan dan menarik modal FDI berkualitas ke kawasan industri, perwakilan asosiasi bisnis FDI sepakat bahwa perlu dilakukan reformasi prosedur administratif secara signifikan, penyederhanaan proses perizinan, dan penciptaan kondisi yang lebih menguntungkan bagi investor. Selain memperbaiki proses investasi, perlu ada mekanisme yang transparan dan jelas untuk meminimalkan ambiguitas antar lembaga pengelola.

Menurut para ahli hukum, untuk menyelesaikan kesulitan dalam pelaksanaan proyek, perlu ada sistem hukum yang terpadu, sederhana, dan mudah dilaksanakan.
Bapak Sam Conroy, Presiden Asosiasi Bisnis Australia di Vietnam, menekankan bahwa investor asing menginginkan lingkungan investasi yang stabil dengan prosedur hukum yang jelas dan konektivitas antar lembaga. Hal ini akan membantu mengurangi risiko, meningkatkan prediktabilitas, dan membantu investor menghemat waktu dan biaya. Model industri-perkotaan-layanan terpadu, yang disukai investor Australia, perlu diimplementasikan lebih kuat agar sesuai dengan kebutuhan pembangunan jangka panjang.
Bapak Nakagawa Motohisa, Wakil Presiden Asosiasi Bisnis Jepang di Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa perbaikan mekanisme hukum dan penguatan koordinasi antar lembaga akan menjadi faktor penentu dalam mengatasi hambatan. Hambatan seperti prosedur hukum yang rumit dan kurangnya dana lahan yang sesuai untuk kebutuhan industri manufaktur khusus seperti maritim perlu diatasi jika investor asing ingin tertarik.
Menurut para ahli hukum, untuk mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan proyek, diperlukan sistem hukum yang terpadu, sederhana, dan mudah diimplementasikan. Pernyataan dari Pengacara Bui Van Thanh, Kepala Kantor Hukum New Sun, menunjukkan bahwa salah satu faktor terpenting adalah memperkuat kerja sama antara lembaga pengelola negara dan investor, untuk memastikan kemajuan dalam pembebasan lahan dan pelaksanaan infrastruktur tepat waktu. Prosedur persetujuan proyek perlu disederhanakan, sementara transparansi dalam pelaksanaan model investasi perlu dipastikan.
Sementara itu, pengacara seperti Pengacara Ngo Thi Van Quynh mengatakan bahwa investor juga perlu mempersiapkan diri secara matang secara hukum sebelum menandatangani kontrak dan melaksanakan proyek. Meninjau informasi terkait perencanaan, lingkungan, dan perkembangan proyek secara cermat sejak awal akan membantu meminimalkan risiko hukum di sepanjang siklus hidup proyek.
Para ahli berpendapat bahwa Kota Ho Chi Minh perlu terus mendorong reformasi kelembagaan, menyederhanakan prosedur administratif, dan menciptakan lingkungan investasi yang lebih transparan dan berkelanjutan. Hanya dengan demikian, kota ini dapat memanfaatkan sepenuhnya peluang untuk menarik modal FDI, sekaligus meningkatkan daya saing kawasan industri dalam konteks integrasi ekonomi internasional yang semakin mendalam.
Poin-poin penting tentang perubahan hukum untuk investasi di kawasan industri pada tahun 2025
- Kepatuhan perencanaan : Kawasan industri harus mematuhi perencanaan regional, provinsi, dan daftar yang disetujui.
- Tahapan investasi : Saat memperluas atau membangun kawasan industri baru menggunakan lahan sawah tanam ganda, tahapan investasi tidak boleh lebih dari 500 hektar per tahapan.
- Tingkat hunian : Tingkat hunian rata-rata kawasan industri yang sudah ada di suatu wilayah harus mencapai minimal 60% saat pengajuan proyek infrastruktur baru atau perluasan.
- Infrastruktur sosial yang sinkron : Perencanaan perumahan dan utilitas untuk pekerja di kawasan industri harus disetujui.
- Persyaratan bagi penanam modal : Penanam modal yang melakukan pembangunan dan pengusahaan prasarana kawasan industri wajib memenuhi persyaratan perundang-undangan di bidang real estate, pertanahan, dan alih fungsi lahan.
Sumber: https://vtv.vn/nhieu-kien-nghi-cap-thiet-de-tp-ho-chi-minh-thu-hut-dau-tu-khu-cong-nghiep-100251121144406584.htm






Komentar (0)