Pada tanggal 30 Mei, Sekretaris Jenderal Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menegaskan bahwa organisasi tersebut saat ini sedang melaksanakan program dukungan multi-tahun untuk Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. (Sumber: Business Recorder) |
Berbicara menjelang pertemuan informal Menteri Luar Negeri NATO di Oslo (Norwegia), Tn. Stoltenberg mengatakan tujuan dari program di atas adalah untuk membantu Ukraina mengonversi standar dan perlengkapan era Soviet ke standar dan perlengkapan modern blok tersebut, sekaligus mendekatkan Kiev dengan aliansi.
"Kita membutuhkan kerangka kerja yang menjamin keamanan jangka panjang bagi Ukraina," tegas Bapak Stoltenberg. "Jelas bahwa semua sekutu NATO sepakat bahwa pintu aliansi selalu terbuka dan Kiev akan menjadi anggota."
Menurut pimpinan NATO, Ukraina dan anggota aliansi militerlah yang akan memutuskan kemungkinan tersebut, bukan Rusia," tetapi ia menambahkan, "hal terpenting saat ini adalah memastikan Kiev menang dalam konflik ini, jika tidak, tidak akan ada masa depan yang bisa dibicarakan."
Sekretaris Jenderal Stoltenberg juga mengatakan bahwa, mengenai konflik Rusia-Ukraina, apa yang aliansi militer ini pilih untuk lakukan atau tidak lakukan sekarang akan menentukan situasi dunia selama beberapa dekade mendatang.
Menekankan bahwa sejak konflik di Ukraina pecah pada Februari 2022, sekutu NATO telah memberikan bantuan militer yang signifikan kepada Kiev, pemimpin tersebut menyatakan harapan bahwa negara-negara tersebut akan memiliki lebih banyak pengumuman dan keputusan baru di waktu mendatang, serta pada KTT aliansi pada bulan Juli di Lithuania.
Pada KTT Lithuania, NATO akan lebih memperkuat kemampuan pencegahan dan pertahanan aliansi, mengadopsi rencana terperinci untuk membela sekutu dan menetapkan persyaratan tepat untuk kemampuan apa yang harus disediakan setiap negara, serta pasukan apa yang dibutuhkan.
“Semua elemen ini merupakan bagian dari proses transformasi dan penguatan NATO yang telah berlangsung sejak 2014, yaitu merestrukturisasi aliansi selama dekade terakhir untuk mempersiapkan dekade berikutnya,” ujar Bapak Stoltenberg.
Selain itu, Sekretaris Jenderal Stoltenberg juga menegaskan kembali komitmen NATO terhadap tujuan pengeluaran sebesar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertahanan, dengan mengatakan bahwa ini bukan lagi batas tertinggi yang harus dicapai aliansi militer, tetapi tingkat minimum yang harus dicapai.
Mengenai Finlandia, anggota baru NATO, selama latihan yang sedang berlangsung di Arktik, pada hari yang sama, NATO menekankan komitmennya untuk melindungi negara Nordik ini, membantu mereka "meningkatkan kemampuan dan siap mendukung mereka dalam keadaan apa pun".
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)