Pada pagi hari tanggal 19 September, Komite Rakyat Provinsi Dong Nai berkoordinasi dengan sejumlah unit untuk membuka pameran foto tentang gajah dengan tema "Koeksistensi dalam harmoni - Keselamatan bagi gajah - Keselamatan bagi manusia".

Banyak foto-foto jelas yang menangkap momen keseharian gajah liar Dong Nai diperkenalkan, menarik perhatian banyak orang dan wisatawan.

![]() | ![]() |
Pameran ini menampilkan momen-momen keseharian gajah yang terekam melalui kamera jebak jauh di dalam hutan: induk gajah yang menuntun bayi-bayinya menyeberangi sungai, gajah yang mencari makanan, atau momen-momen bermain yang langka.
Perangkat ini bekerja secara senyap, secara otomatis merekam perjalanan satwa liar, sehingga memberikan gambaran satwa liar yang sebenarnya.

Berbicara pada upacara pembukaan, Ibu Nguyen Thi Hoang, Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi, mengatakan bahwa Dong Nai saat ini merupakan wilayah dengan populasi gajah liar terbesar kedua di negara ini. Ini merupakan warisan alam yang perlu dilindungi secara ketat.
Selama bertahun-tahun, Dong Nai telah menjadi pelopor dalam konservasi gajah dengan berbagai solusi yang sinkron. Provinsi ini telah membangun pagar listrik sepanjang sekitar 70 km untuk mengurangi konflik antara gajah dan manusia; memasang kamera jebak untuk memantau dan mempelajari kebiasaan kawanan gajah; serta menggalakkan propaganda dan kampanye edukasi masyarakat. Namun, konflik antara gajah dan manusia tetap menjadi tantangan besar.
"Konservasi gajah bukanlah urusan pribadi, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat. Setiap tindakan kecil hari ini, mulai dari tidak memburu dan memperdagangkan satwa liar hingga menyebarkan pesan-pesan positif, akan berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi gajah, spesies satwa liar lainnya, dan generasi mendatang," tegas Ibu Hoang.
Para pakar asing mengenai gajah Asia (AsESG, di bawah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam - IUCN) membahas, menganalisis, dan mengevaluasi populasi gajah di Dong Nai melalui ruang pameran foto.
Mereka percaya bahwa data berharga dari kamera jebak tidak hanya membantu penjaga hutan dan ilmuwan lebih memahami kebiasaan dan jangkauan pergerakan gajah, tetapi juga berkontribusi dalam mengembangkan solusi untuk meminimalkan konflik antara gajah dan manusia.
Ini juga merupakan bukti ikatan antara masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dan pekerjaan konservasi.
Siswa yang berpartisipasi dalam pameran juga memindai kode QR untuk mempelajari informasi lebih lanjut tentang gambar dan kebiasaan hidup sehari-hari gajah.
Pameran foto gratis ini merupakan puncak acara Pekan Konservasi Gajah di Dong Nai. Setiap foto tidak hanya menampilkan keindahan gajah liar, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa melindungi gajah berarti melindungi hutan, melindungi kehidupan kita, dan masa depan kita sendiri.
![]() | ![]() |
Menurut statistik, saat ini Vietnam memiliki kurang dari 200 gajah liar, yang tersebar di sejumlah provinsi. Rencana Aksi Nasional Konservasi Gajah di Vietnam hingga 2035, dengan visi hingga 2050, bertujuan untuk mendorong koeksistensi yang harmonis antara gajah dan manusia.

Sejak tahun 1990-an, Dong Nai telah menerapkan banyak solusi konservasi gajah dengan dukungan organisasi non-pemerintah dan lembaga penelitian, seperti survei populasi, identifikasi habitat, pembangunan pagar listrik sepanjang sekitar 72 km, gubuk pemantauan, dan 6 panci air untuk melayani kawanan gajah.
Selama periode 2020-2023, provinsi berkoordinasi dengan Departemen Kehutanan, Polisi Hutan, dan Humane Society International (HSI) untuk membuat kartu identifikasi dan mengidentifikasi secara akurat 27 gajah yang hidup di Dong Nai. Populasi gajah ini dianggap sebagai populasi gajah terbesar kedua di Vietnam.

Sumber: https://vietnamnet.vn/nhung-hinh-anh-he-lo-doi-song-dan-voi-giua-rung-xanh-o-dong-nai-2444150.html
Komentar (0)