Jaga Semangat Tetap Hidup di Masa Sulit
Sejak awal kemerdekaan, ketika negara masih menghadapi banyak kesulitan, Surat Kabar Ap Bac juga harus berusaha mengatasi semua kesulitan tersebut. Fasilitas, sumber daya manusia, keuangan, mesin, dan sarana masih terbatas, tetapi para jurnalis tetap bekerja dengan antusias. Mereka percaya bahwa: Setiap surat kabar yang terbit, meskipun hanya untuk satu komune atau dusun, adalah suara Partai yang menyebar luas kepada rakyat.
Reporter Surat Kabar Ap Bac bekerja di Kuil Presiden Ho Chi Minh (Komune Tan Hung, Distrik Cai Be). Foto: HL |
Tak seorang pun dapat melupakan sosok para jurnalis yang menjelajah dusun-dusun, komune, dan daerah-daerah terpencil untuk merekam setiap kisah kehidupan masyarakat, menggulung celana untuk mengarungi sawah saat musim banjir, menunggu feri menyeberangi sungai, menunggangi sepeda motor Honda tua di tengah hujan dan angin untuk melaporkan berita terkini. Meskipun banjir, wabah penyakit, badai, atau peristiwa politik , mereka selalu hadir.
Para jurnalis partai pada masa itu tak hanya menulis dengan baik, tetapi juga harus hidup jujur. Mereka makan bersama rakyat, tidur di bawah atap jerami bersama kaum miskin, dan mendampingi kader akar rumput untuk memahami setiap kekhawatiran dan kegembiraan. Kehidupan yang sederhana namun bermakna inilah yang memupuk api profesionalisme yang tak pernah padam dalam diri mereka.
MENJAGA KEYAKINAN DI TENGAH PERUBAHAN
Karena negara kita telah berubah secara dramatis, pers tidak lagi sendirian dalam hal informasi dan propaganda. Jejaring sosial telah berkembang, informasi bersifat multidimensi, dan jurnalis Partai masih tetap "berhati hangat" dan "berkepala dingin". Mereka memahami bahwa, meskipun cara berekspresi telah berubah, kebenaran dan realitas tetap merupakan nilai-nilai inti yang tak tergoyahkan.
Di Surat Kabar Ap Bac, artikel investigatif dan kritis, halaman reportase yang humanis, dan berita cepat—semuanya dijiwai oleh jiwa seorang jurnalis revolusioner. Tanpa mengikuti selera sensasional, tanpa mengabaikan benar dan salah, surat kabar ini tetap mempertahankan kepercayaan pembaca berkat kualitas tersebut.
API API DI ERA DIGITAL
Saat ini, generasi jurnalis di Surat Kabar Ap Bac terus berupaya beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru—transformasi digital. Mereka mempelajari jurnalisme multimedia, mengedit video , menulis berita, dan artikel untuk dipublikasikan secara daring...
Namun, semangat untuk profesi ini tetap tak berubah: Menulis untuk rakyat, untuk Partai, untuk tanah air mereka. Mereka tak takut melangkah jauh, tak takut konflik, dan terlebih lagi, tak takut menyuarakan kebenaran—karena mereka paham: Jurnalis Partai bukan hanya pendongeng dan reporter berita, tetapi juga orang-orang yang menginspirasi, membangkitkan iman, dan melipatgandakan kebaikan.
API ITU TERUSKAN DAN TERBAKAR SELAMANYA
Ada api yang tak pernah padam, karena diwariskan dari generasi ke generasi. Api itu adalah keyakinan pada jalan revolusioner, kesetiaan mutlak kepada Partai, cinta tanah air dan rakyat Tien Giang—tanah yang murah hati, setia, dan kaya akan tradisi revolusioner.
Mereka tak hanya rajin bekerja di surat kabar, tetapi juga menyebarkan berita kepada masyarakat, berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang progresif, manusiawi, dan unik. Dalam setiap senyum rakyat ketika melihat nama mereka disebut, dalam setiap air mata setelah sebuah artikel tentang kehidupan menyedihkan yang ditolong oleh masyarakat—terpancar cahaya profesi jurnalisme Partai.
NGUYEN HUU DUC
(Mantan Pemimpin Redaksi Surat Kabar Ap Bac)
Sumber: https://baoapbac.vn/chinh-tri/202506/nhung-nguoi-giu-lua-bao-dang-vung-dat-chin-rong-1045483/
Komentar (0)