Foto: DUY KHOI
"Sekarang ibuku tak lagi punya tenaga untuk berbuat apa-apa, tak lagi mengingat siapa pun. Ia senang atau sedih sesuka hatinya. Sudah lama aku tak mendengarnya memarahiku, tetapi hanya dengan tatapan matanya yang penuh kasih sayang setiap hari saja sudah merupakan berkah." Itulah kalimat penutup esai "Memory Land" sekaligus baris terakhir buku ini. Setelah membacanya, aku sangat tersentuh dan bersimpati pada Kim Thanh. Aku sudah lama mengenalnya, tahu bahwa ia adalah putri berbakti yang sepenuh hati merawat ibunya di masa tua dan lemah, dan aku yakin ini adalah kalimat-kalimat tulusnya, dari rasa cintanya. Ia selalu berkata bahwa ia sangat beruntung masih memiliki ibu yang dicintainya.
Tak hanya "Negeri Kenangan", 16 cerpen dan esai dalam "Musim Ikan Long Tong" bagaikan suara hati dan pengalaman hidupnya selama bertahun-tahun. Yang tersisa dalam "Musim Ikan Long Tong" adalah musim kenangan. Seorang ibu tua di pedesaan menunggu anaknya pulang untuk mentraktirnya ikan long tong kering, membungkus kue ikan long tong dengan kertas beras yang dicelupkan ke dalam nasi pulen. Atau membaca "Ibu menanam sayur di hari raya Tet", mengapa saya merasa kasihan pada ibunya seperti yang saya rasakan pada begitu banyak ibu di dunia ini, yang tekun, terampil menyiapkan hal-hal terlezat untuk suami, anak, dan cucu-cucunya. Hidangan Tet adalah akumulasi dari semua cinta ibu sepanjang tahun, dari sepanci daging rebus dengan telur bebek, keranjang sayuran yang baru dipetik hingga buah yang baru matang. Kemudian, banyak musim Tet berlalu, dan ibu saya tidak lagi menanam sayur untuk Tet. Adikku menggantikannya dan merasa sedih serta patah hati karena alasan alami: "Tet datang, tetapi hatiku sedih dan penuh kecemasan, air mata bercampur dengan tetesan air yang digunakan untuk menyiram sayuran di sekitar rumah. Ibuku sudah menua seiring bertambahnya usia."
Penulis Le Xuan berkomentar tentang buku ini bahwa setiap cerpen dan esai merupakan cuplikan, cuplikan kehidupan dan pemandangan negeri yang penuh sinar matahari dan angin saat pasang surut. Sungguh, pembaca akan menjumpai sosok Tuan Muoi Seo, Nona Ut, Nyonya Hai Quan... yang penuh dengan kepribadian simbolis, dengan cara penggambaran karakter yang cermat. Dalam cerita "Huong co mat", "La tau mat", "Luc binh troi"... penulis Nguyen Kim Thanh selalu mempertahankan gaya naratif yang menyentuh jiwa, cara menciptakan simpul dan klimaks cerita juga sangat alami dan menarik. Singkatnya, setiap cerpen dan esai tetap merupakan pesan tentang makna hidup. "Saya merasa Nguyen Kim Thanh menjelma menjadi sebuah karakter, menjadi aliran kenangan dengan banyak kenangan bahagia dan sedih yang mendesak hatinya. Masa lalu, masa kini, dan masa depan seolah mendesaknya untuk menulis seolah-olah ingin membayar utangnya pada kehidupan," tegas penulis Le Xuan.
Bagi para pembaca, buku setebal 130 halaman lebih ini merupakan ungkapan perasaan, menyimak setiap katanya, untuk lebih saling mencintai.
Penulis Nguyen Kim Thanh saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Tetap Asosiasi Penulis Kota Can Tho . Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain: "A Couple of Friends" (2009), "Moon Season Songs" (2021), "The Mist and Wind of Yesterday" (2023), dan "The Season of Long Tong Fish" (2025). |
DANG HUYNH
Sumber: https://baocantho.com.vn/nhung-noi-niem-voi-mua-ca-long-tong--a192254.html
Komentar (0)