Saat kejayaan
Dalam bahasa Khmer, melukis kaca disebut "Kùmnu Kànhchót". Berasal lebih dari setengah abad yang lalu, profesi melukis kaca masyarakat Khmer mengalami masa keemasannya pada tahun 1990-an dan memiliki lebih dari 100 rumah tangga yang mempraktikkannya. Lukisan kaca Khmer dicintai di seluruh wilayah Selatan karena keunikannya yang dijiwai oleh budaya asli.
Lukisan kaca masyarakat Khmer sebagian besar bertemakan Buddha.
FOTO: DUY TAN
Lukisan kaca Khmer dilukis di atas lembaran kaca bening, sebuah teknik yang membutuhkan perhitungan cermat dan terbalik. Pertama, sang seniman memotong kaca sesuai ukuran yang diinginkan, melapisinya dengan kertas sketsa, lalu menyikatnya, mengaplikasikan cat putih, hitam, dan berwarna dengan urutan terbalik seperti melukis pada umumnya. Silet berfungsi sebagai "penghapus", yang digunakan untuk mengikis goresan kuas yang mungkin terlewat selama melukis, sehingga garis-garisnya tampak tajam.
Nyonya Trieu Thi Vui merupakan salah satu perajin terakhir yang masih menekuni profesi melukis kaca masyarakat Khmer.
FOTO: DUY TAN
Berbeda dengan lukisan kaca masyarakat Kinh dan Tionghoa yang seringkali mengandung muatan religius atau rakyat, lukisan kaca masyarakat Khmer mengekspresikan pandangan dunia dan kepercayaan Buddhisme Selatan. Dari gambar Buddha, dewa-dewi, hingga lukisan kakek-nenek dan orang tua, semuanya ditampilkan dengan gaya, kostum, dan ekspresi yang unik. Detail-detail ini menciptakan serangkaian lukisan dengan identitas unik yang sulit disalahartikan.
Tema lukisannya cukup beragam, tetapi seniman seperti Nyonya Vui paling banyak melukis tentang kisah kehidupan Sang Buddha.
FOTO: DUY TAN
Komune Thuan Hoa, Kota Can Tho (sebelumnya Komune Phu Tan, Distrik Chau Thanh, Soc Trang ) memiliki populasi Khmer yang besar. Tempat ini tidak hanya terkenal dengan kerajinan tenunnya, tetapi juga dikenal sebagai tempat lahirnya saripati seni lukis kaca Khmer. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika teknologi cetak modern dan berbagai jenis lukisan industri mengambil alih, seni lukis tradisional perlahan-lahan terlupakan. Dari ratusan rumah tangga, kini hanya tinggal seorang Ibu Trieu Thi Vui yang diam-diam melestarikan seni lukis kuno ini.
Prinsip menggambarnya adalah dari belakang kaca, detail terakhir digambar terlebih dahulu, jika lukisan sudah jadi tinggal balik saja dan permukaan itu adalah permukaan lukisan.
FOTO: DUY TAN
Lukisan kaca patri - melestarikan nilai-nilai budaya leluhur
Bu Vui mengatakan bahwa meskipun ia hanya bisa melukis beberapa lusin lukisan setiap bulan, baginya, itu bukan hanya cara untuk mencari nafkah, tetapi juga cara untuk melestarikan nilai-nilai budaya leluhurnya. "Dulu, semua orang di lingkungan ini melukis kaca, suasananya sangat ramai. Sekarang menyedihkan, hanya saya yang tersisa. Tapi saya tidak bisa berhenti karena saya mencintai pekerjaan dan budaya saya," ungkap Bu Vui.
Setiap lukisan kaca dijual oleh Ibu Vui seharga 200.000 - 400.000 VND.
FOTO: DUY TAN
Dengan pendapatan rata-rata sekitar 150.000 VND/hari, ia masih memiliki cukup uang untuk hidup dan waktu untuk mengasuh cucu-cucunya. Lebih penting lagi, lukisan kaca masih memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual banyak keluarga Khmer, terutama dalam ibadah dan dekorasi rumah.
Setiap lukisan bisa memakan waktu beberapa hari untuk diselesaikan, tergantung kerumitannya. "Setelah satu lapisan cat selesai, Anda harus menjemurnya di bawah sinar matahari sebelum mengaplikasikan lapisan cat berikutnya. Proses ini diulang beberapa kali untuk mendapatkan lukisan yang lengkap," ujar Ibu Vui.
Meski ia hanya dapat melukis beberapa lusin gambar setiap bulan, bagi Ibu Vui, itu bukan hanya cara untuk mencari nafkah tetapi juga cara untuk melestarikan nilai-nilai budaya leluhurnya.
FOTO: DUY TAN
Tema lukisannya cukup beragam, mulai dari kisah Buddha, tarian naga, dewi padi, lanskap candi, hingga landmark terkenal. Lukisan-lukisan ini memiliki warna-warna cerah yang mencerminkan selera estetika yang berbeda antardaerah, misalnya warna jubah Buddha atau bunga teratai, yang juga memiliki banyak variasi.
Saat ini lukisan kaca karya Ibu Vui dijual dengan harga 200.000 - 400.000 VND/buah, tergantung ukuran.
FOTO: DUY TAN
Meskipun tidak sulit dipelajari, hanya beberapa hari untuk bisa memegang kuas, beberapa bulan untuk bisa menggambar garis, profesi melukis kaca masih kekurangan penerus. Alasannya, pekerjaan ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian, tetapi penghasilannya tidak tinggi. "Anak muda sudah tidak tertarik lagi, jadi saya sangat khawatir. Jika tidak hati-hati, dalam beberapa tahun profesi ini akan hilang," ujar Ibu Vui dengan sedih.
Sumber: https://thanhnien.vn/niu-giu-nghe-xua-nghe-nhan-cuoi-cung-ve-tranh-kieng-cua-dong-bao-khmer-185250807214319479.htm
Komentar (0)