
Ekosistem yang beragam di sistem ventilasi hidrotermal Kunlun - Foto: SUN WEIDONG
Sistem Kunlun, yang terletak di timur laut Papua Nugini, mencakup 20 kawah besar, yang terbesar lebarnya sekitar 1.800 meter dan kedalaman 430 meter, menurut LiveScience pada tanggal 5 September.
Kawah-kawah ini, yang berkelompok dan disebut oleh tim sebagai “gugusan ventilasi hidrotermal,” melepaskan sejumlah besar gas hidrogen, yang dapat mendukung kehidupan yang berkembang pesat di seluruh sistem.
Kunlun memiliki beberapa fitur yang membuat sistem ventilasi hidrotermal ini unik, seperti ukurannya yang sangat besar, meliputi area seluas lebih dari 11 kilometer persegi . Ventilasi-ventilasi ini memiliki banyak lubang kecil di dalamnya.

Ventilasi hidrotermal kecil di sistem Kunlun di dasar Samudra Pasifik - Foto: SUN WEIDONG
Sistem ventilasi hidrotermal Kunlun memberi para ilmuwan wawasan baru tentang serpentinisasi laut dalam—proses di mana air laut bereaksi secara kimiawi dengan batuan mantel untuk menciptakan mineral serpentin dan melepaskan hidrogen.
Sebuah tim dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yakin mereka mungkin dapat menyelidiki hubungan potensial antara pelepasan hidrogen dan munculnya kehidupan di Kunlun.
Dalam studi baru ini, tim menggunakan kapal selam untuk memetakan sistem Kunlun dan menjelajahi empat ventilasi terbesarnya. Dengan mengukur konsentrasi hidrogen dalam fluida hidrotermal Kunlun, tim memperkirakan bahwa sistem ventilasi hidrotermal tersebut dapat menghasilkan lebih dari 5% hidrogen alami yang dihasilkan secara geologis di dunia .

Seekor udang terlihat di sistem ventilasi hidrotermal Kunlun - Foto: SUN WEIDONG
Selain itu, Kunlun berbeda dari sistem ventilasi hidrotermal dasar laut yang lebih umum – yang digerakkan oleh gunung berapi di batas lempeng tektonik. Sistem ini biasanya berupa struktur seperti cerobong asap, sangat panas (sekitar 400 derajat Celsius). Sistem seperti Kunlun lebih dingin, dengan suhu sekitar 90 derajat Celsius.
"Yang khususnya menarik adalah potensi ekologi sistem Kunlun. Kita dapat mengamati perkembangan beragam spesies laut dalam di sini, seperti udang, lobster, anemon laut, dan cacing tabung, yang pasti bergantung pada kemosintesis berbasis hidrogen," ujar rekan penulis studi, Profesor Weidong Sun, dari Institut Oseanografi di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances .
Sumber: https://tuoitre.vn/phat-hien-he-thong-ong-phun-thuy-nhiet-khong-lo-duoi-thai-binh-duong-20250905115329207.htm






Komentar (0)