Menurut survei Techcombank tentang kesehatan keuangan konsumen Vietnam, hasilnya mengkhawatirkan terkait kemampuan mengelola keuangan pribadi. Akibatnya, 60% peserta survei sering memiliki pengeluaran keuangan yang tidak direncanakan, 75% memiliki tujuan keuangan jangka panjang tetapi hanya dapat mencapainya dalam jangka pendek, dan 53% peserta survei mengatakan bahwa mereka telah mencoba membuat rencana keuangan tetapi hanya 30% yang berhasil mencapai tujuan tersebut.
Bapak Pham Luu Hung, Kepala Ekonom dan Kepala Departemen Pelatihan dan Pengembangan SSI Securities, meyakini bahwa pendidikan investasi bagi kaum muda merupakan salah satu prioritas utama bagi pengembangan pasar. Pendidikan keuangan bukan lagi mata pelajaran pilihan, melainkan telah menjadi keterampilan hidup yang penting di era ini.
Manajemen keuangan pribadi menjadi tren yang banyak diminati anak muda saat ini, foto: ST |
Meskipun memiliki pekerjaan tetap dengan gaji bulanan yang cukup tinggi, Hoang Bich Ngoc (Long Bien, Hanoi) mengatakan: “Setelah pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi, terjadi periode pengangguran yang panjang dan tidak ada uang cadangan untuk dibelanjakan. Saya menyadari bahwa memiliki pekerjaan tetap atau hidup dengan "gaji bulanan" bukan lagi pilihan yang aman. Selain memiliki sumber penghasilan tambahan, mengelola keuangan pribadi secara ilmiah dan berinvestasi untuk mencapai kebebasan finansial juga merupakan hal yang saya teliti lebih serius.”
Tak hanya Ngoc, pengelolaan keuangan pribadi juga tengah menjadi tren yang diminati anak muda belakangan ini. Memahami psikologi ini, bank-bank Vietnam pun segera meluncurkan produk-produk untuk membantu nasabah mengelola keuangan mereka, yang terintegrasi langsung ke dalam aplikasi perbankan digital. Misalnya, di Techcombank, bank ini telah menerapkan AI untuk meluncurkan fitur pengelolaan keuangan pribadi. Dengan menganalisis riwayat dan perilaku transaksi keuangan setiap nasabah, sistem akan memberikan saran bermanfaat seperti "tips menabung", menyarankan produk keuangan yang sesuai, atau memberikan saran tentang pertumbuhan aset. Tak hanya itu, fitur ini juga segera memperingatkan pengguna tentang pengeluaran berlebihan atau pembayaran tak terduga, membantu nasabah meningkatkan kesehatan keuangan mereka serta mencapai tujuan mereka secara mandiri. Hal ini tidak hanya membantu nasabah mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif, tetapi juga menciptakan perbedaan dan persaingan bagi bank.
Tak mau kalah, TPBank telah menerapkan asisten keuangan virtual TPBank eBank AI, yang membantu nasabah melacak pendapatan dan pengeluaran, sekaligus memberikan saran tabungan dan investasi yang sesuai untuk setiap individu. MBBank juga menggunakan kecerdasan buatan dalam aplikasi MB SmartBanking untuk menganalisis perilaku pengeluaran, sehingga menawarkan solusi pengelolaan keuangan pribadi yang optimal.
Dalam kelompok "4 Besar", Vietcombank dengan platform VCB Digibank telah meningkatkan berbagai fitur, tidak hanya membantu nasabah melacak transaksi tetapi juga menyarankan paket tabungan yang sesuai untuk setiap tahap keuangan, seperti investasi properti, pendidikan, pembelian mobil, perjalanan, pernikahan, kelahiran bayi, pembelian produk teknologi... dengan waktu akumulasi yang wajar untuk membantu mengoptimalkan sumber daya modal secara cerdas. Selain itu, beberapa bank seperti Vietinbank, BIDV... kini telah menerapkan platform investasi daring langsung di aplikasi perbankan, yang memungkinkan nasabah mengakses saham, reksa dana terbuka, dan obligasi hanya dengan beberapa langkah.
Menurut para ahli, kecerdasan buatan memainkan peran penting dalam pengembangan produk dan layanan baru. Dengan menganalisis data pelanggan dan pasar, AI dapat membantu bank mengidentifikasi tren dan kebutuhan baru, sehingga dapat mengembangkan produk dan layanan yang tepat. Penerapan AI oleh bank untuk mendukung pengguna dalam mengelola keuangan pribadi merupakan langkah yang tepat, tidak hanya meningkatkan pengalaman pelanggan tetapi juga mempertahankan pengguna di bank ketika semua kebutuhan pengeluaran, investasi, dan tabungan terintegrasi secara cerdas hanya dalam satu aplikasi.
Tak hanya di Vietnam, layanan perbankan global juga beralih ke pengalaman pengguna yang dipersonalisasi. Laporan Perbankan Ritel Global (WRBR) 2025 dari Capgemini juga menunjukkan perubahan signifikan pada perbankan ritel selama dekade terakhir. Bank telah mengadopsi inovasi digital untuk menyediakan pengalaman yang mulus dan personal bagi nasabah yang memenuhi kebutuhan unik mereka dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sektor jasa keuangan telah berevolusi dari yang berpusat pada produk menjadi berpusat pada nasabah, menandai perubahan mendasar dalam cara bank melayani nasabah. Proses pengalaman nasabah yang tradisional dan terfragmentasi telah digantikan oleh pengalaman digital yang mulus dan menyeluruh. Saat ini, nasabah menuntut layanan yang intuitif, efisien, dan personal – ekspektasi dan perilaku nasabah inilah yang mendorong transformasi tersebut.
Para ahli memperkirakan bahwa dengan tren ini, layanan perbankan modern akan lebih optimal untuk tidak hanya menjadi saluran transaksi tetapi juga "asisten keuangan" yang ampuh bagi pengguna.
Sumber: https://thoibaonganhang.vn/quan-ly-tai-chinh-thong-minh-voi-ngan-hang-so-162021.html
Komentar (0)