Real Madrid - kemenangan yang memperlihatkan kekalahan

Mbappe mencetak 4 gol melawan Olympiacos.

Real Madrid meninggalkan Piraeus (Yunani) dengan tiga poin, Mbappe mencetak empat gol, dan Vinicius Jr. menampilkan permainan terbaiknya dalam beberapa bulan terakhir. Sekilas, malam itu memang "memuaskan". Namun, semakin dicermati, kemenangan 4-3 itu justru mengungkapkan lebih banyak daripada yang disembunyikannya.

Pelatih Xabi Alonso harus menang, tetapi ia gagal mendapatkan kembali kendali, gagal menciptakan rasa stabilitas, dan gagal menyelesaikan keretakan yang terjadi sejak awal musim.

Sorotan terbesar adalah Vinicius. Pemain yang dikabarkan berselisih dengan sang pelatih inilah yang berhasil menyelamatkan Real Madrid dari keterpurukan. Ia memasuki pertandingan dengan komitmen yang jelas, menekan dengan keras, terus-menerus menuntut bola, dan memenangkan banyak konfrontasi.

Dengan anggota tim lainnya yang kesulitan, Valverde dan Camavinga absen, Tchouaméni tampil gemilang, sementara Vinicius menjadi penentu arah. Ia tidak mencetak gol, tetapi tiga umpan yang membuka ruang bagi Mbappe dalam tujuh menit merupakan bukti nyata kehebatannya.

Di saat cerita-cerita di luar lapangan mengelilinginya, Vinicius menawarkan respons paling profesional: menjawab dengan sepak bola.

Mbappe mencetak empat gol dan itu menjadi sorotan lainnya. Keduanya berpadu dengan gaya "membaca permainan tanpa sinyal". Ketika Vinicius melebar, Mbappe memotong ruang. Ketika Vinicius menarik bola, Mbappe memilih posisi drop spot. Penyelesaiannya secara teknis sederhana namun tenang, tanpa keraguan.

Itulah yang ditunggu-tunggu Madrid: pertandingan di mana Mbappe adalah Mbappe. Namun, fakta bahwa Real Madrid menang berkat dua individu yang eksplosif justru menggarisbawahi masalah inti, yaitu ketergantungan mereka pada momen, alih-alih sistem.

Jika Vinicius dan Mbappe adalah dua kutub terang, sisi gelapnya terletak di lini belakang. Xabi Alonso tak punya pilihan selain menggunakan pertahanan seadanya, tetapi kerapuhannya terlalu kentara.

Olympiacos bukanlah tim dengan kualitas serangan yang tinggi, tetapi setiap umpan silang membuat Real Madrid panik. Mereka gagal menguasai bola di udara, gagal membangun ritme, dan gagal melepaskan diri dari tekanan dengan konsisten. Tim yang berambisi memenangkan Liga Champions tidak akan mudah goyah di bawah tekanan sedang.

Real Madrid meninggalkan Yunani dengan 3 poin.

Poin paling mengkhawatirkan: Xabi Alonso tak bisa menyembunyikan kegelisahannya dari bangku cadangan. Ia terjebak dalam ritme permainan yang tak diinginkan Real Madrid. Tim menyusut setelah kebobolan gol cepat, lalu goyah saat ditekan. Tak ada rencana untuk menarik tim keluar dari zona bahaya.

Tidak ada tumpuan taktis yang bisa menenangkannya. Situasi baru benar-benar berubah ketika Vinicius sendiri meningkatkan tempo permainan. Tim besar tidak bisa menunggu inspirasi individu untuk menyelamatkan mereka selamanya.

Keraguan terhadap Real Madrid bukan karena hasil pertandingan. Mereka menang, dan menang tandang melawan lawan yang tangguh. Namun, pertandingan dengan empat gol dari Mbappe seharusnya terasa berat, bukan genting.

Pertahanan dalam pertandingan ini seperti bendera merah, dan lini tengah kurang berkarakter. Real Madrid butuh kemenangan untuk bernapas, tetapi kemenangan ini tidak menunjukkan bahwa mereka berada di jalur yang benar. Kemenangan ini membuat orang-orang mengerti bahwa selama lawan masih memiliki Haaland di lini depan, lubang pertahanan akan terbuka lebar.

Tiga poin dibutuhkan. Tapi kepercayaan? Masih terancam setiap hari.

Sumber: https://znews.vn/real-madrid-mot-tran-thang-phoi-bay-that-bai-post1606353.html