Pada sore hari tanggal 29 Juni, di Hanoi, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (MARD) berkoordinasi dengan Delegasi Uni Eropa untuk Vietnam dan Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH) untuk menyelenggarakan Konferensi "Memproduksi dan memasok kopi tanpa menyebabkan deforestasi sesuai peraturan Uni Eropa (UE)".
Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Le Minh Hoan dan Ibu Florika Fink-Hooijer, Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Komisi Eropa (EC) bersama-sama memimpin konferensi tersebut.
| Adegan konferensi. |
Konferensi ini diadakan untuk berbagi informasi umum tentang persyaratan regulasi UE baru tentang produk bebas deforestasi (EUDR), peluang dan tantangan yang mungkin dihadirkan regulasi baru tersebut bagi industri kopi Vietnam, dan untuk mengusulkan solusi guna mendukung industri dalam memenuhi regulasi baru dalam periode persiapan 18-24 bulan yang ditetapkan oleh UE.
| Kopi tumbuh di provinsi Kon Tum . |
Berbicara di konferensi tersebut, Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Le Minh Hoan menekankan, "Peraturan Anti-Deforestasi Eropa (EUDR), yang mulai berlaku pada 31 Desember 2024, akan berdampak langsung pada para pelaku rantai pasok industri kayu dan produk kayu, karet, dan kopi. Rantai pasok industri akan menghadapi banyak tantangan dalam mematuhi EUDR, terutama terkait data lokasi, ketertelusuran, sistem pemantauan, dan umpan balik anti-deforestasi. Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan memandang kepatuhan terhadap peraturan ini tidak hanya untuk memenuhi persyaratan ekspor produk-produk utama ke pasar Uni Eropa, tetapi juga sebagai peluang untuk mempercepat implementasi strategi pembangunan sektor pertanian Vietnam menuju transparansi, tanggung jawab, keberlanjutan, dan pertumbuhan hijau."
"Uni Eropa berkomitmen untuk mendukung Vietnam dalam pembangunan berkelanjutannya. Dengan menggabungkan kekuatan kedua belah pihak, Uni Eropa dan Vietnam bertujuan untuk mengatasi tantangan lingkungan secara lebih efektif, berkontribusi pada kesejahteraan rakyat Vietnam, dan melestarikan warisan alam negara yang unik," tegas Florika Fink-Hooijer dalam pidatonya di konferensi tersebut.
Berita dan foto: NGUYEN KIEM
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)