Pada sesi diskusi pagi hari tanggal 5 November, delegasi Majelis Nasional dari Kelompok 6 (dari Lang Son, Dong Nai, dan Thua Thien-Hue) menyampaikan bahwa amandemen Undang-Undang Anti-Korupsi kali ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan teknik legislasi, tetapi juga untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap tekad Partai dan Negara dalam memberantas korupsi. Untuk itu, peraturan tentang pelaporan aset, pengendalian pendapatan, dan pengawasan kekuasaan perlu lebih spesifik, jelas, dan efektif daripada saat ini.
Delegasi Nguyen Thi Suu (Kota Hue ) berkomentar bahwa Undang-Undang yang berlaku saat ini telah mencapai banyak kemajuan, tetapi praktik menunjukkan masih terdapat kesenjangan dalam pengendalian konflik kepentingan, tanggung jawab pimpinan, dan transparansi aset serta pendapatan. Beliau menyarankan untuk memperjelas konsep "konflik kepentingan" guna menghindari situasi di mana pejabat berperan sebagai pengelola sekaligus penerima manfaat dalam kegiatan pelayanan publik.
Menurut delegasi, deklarasi aset secara elektronik memang sejalan dengan tren saat ini, tetapi perlu ada mekanisme untuk melindungi informasi pribadi dan peraturan khusus terkait penanganan perbedaan aset yang tidak lazim. "Deklarasi tanpa pengawasan independen dan konektivitas data dapat dengan mudah menjadi formalitas belaka," tegasnya.
Para delegasi juga mengusulkan peningkatan tanggung jawab para pemimpin untuk memberi contoh dan memperjelas kriteria penanganan korupsi di lembaga, menghindari "zona abu-abu" antara penanganan administratif dan pidana.
Dari sisi persyaratan praktis, para delegasi menyatakan bahwa publisitas dan transparansi merupakan alat yang efektif untuk mencegah korupsi. Oleh karena itu, penerapan teknologi dalam pengelolaan anggaran, pengawasan investasi publik, dan penawaran akan membantu meminimalkan potensi terjadinya hal-hal negatif.
Para delegasi juga mengusulkan peningkatan peran Inspektorat Pemerintah , Front Tanah Air, organisasi sosial-politik, dan pers dalam pemantauan dan kritik. "Tidak hanya menangani pelanggaran, tetapi juga membangun budaya integritas di antara para pejabat," tegas seorang delegasi.

Delegasi Majelis Nasional Phan Viet Luong (Dong Nai) berbicara di kelompok diskusi 6 pada pagi hari tanggal 5 November.
Menyumbang Klausul 1, Poin a, Pasal 35 rancangan Undang-Undang, delegasi Phan Viet Luong (Dong Nai) menilai bahwa penetapan cakupan aset yang wajib dilaporkan merupakan langkah maju yang penting. Namun, ia mengkhawatirkan penggunaan kata "pekerjaan konstruksi dan aset lain yang melekat pada tanah" karena tidak jelas apakah pekerjaan tersebut harus dimiliki oleh pemberi pernyataan atau tidak. Delegasi tersebut menyarankan untuk melakukan amandemen guna menghindari tumpang tindih dan memastikan transparansi dalam penerapannya.
Mengenai ambang batas pelaporan aset, peningkatan ambang batas dari 50 juta VND menjadi 150 juta VND dianggap tepat, tetapi menurut delegasi Luong, ambang batas yang lebih tinggi dapat dipertimbangkan untuk secara akurat mencerminkan pendapatan banyak pejabat saat ini. Ambang batas yang terlalu rendah dapat dengan mudah menyebabkan pelaporan aset secara luas, yang memakan waktu dan tidak efektif.
Terkait Pasal 40 tentang pemantauan fluktuasi aset, delegasi menunjukkan ketidakwajaran ambang batas deklarasi yang ditetapkan mulai dari 150 juta VND, tetapi verifikasi hanya diperlukan jika fluktuasi terdeteksi sebesar 1 miliar VND atau lebih. "Kesenjangan antara kedua level ini terlalu besar dan fluktuasi kecil namun sering terjadi mudah terlewatkan," analisis delegasi, sekaligus menyarankan agar verifikasi segera dilakukan jika terdapat indikasi deklarasi yang tidak tepat mulai dari level 150 juta VND.
Terkait penerapan teknologi, delegasi Phan Viet Luong menekankan bahwa transformasi digital merupakan tren wajib untuk mengurangi prosedur administratif, menghemat biaya, dan meningkatkan transparansi. Namun, rancangan undang-undang saat ini hanya sebatas kata-kata panduan seperti "mempromosikan, memperkuat", tanpa persyaratan khusus.
Ia mengusulkan penambahan mekanisme deklarasi elektronik terpadu dan pembangunan basis data terpusat mengenai aset dan pendapatan, yang memungkinkan badan pengawas untuk dengan mudah membandingkan dan mendeteksi penyimpangan. Hal ini akan menjadi fondasi penting untuk mencegah korupsi sejak dini dan dari jauh.
Sumber: https://mst.gov.vn/siet-chat-ke-khai-tai-san-de-ngan-tham-nhung-tu-goc-197251116161008164.htm






Komentar (0)