Penulis Philippe Le Failler, Kepala Perwakilan Sekolah Prancis Timur Jauh di Hanoi , berbagi bahwa kesempatan untuk datang ke Vietnam dimulai 35 tahun yang lalu. Arsip Prancis menuntunnya untuk menelusuri jejak-jejak negeri asing – Sungai Da dan karakter Deo Van Tri. Dari sana, perjalanan puluhan tahun untuk meneliti sejarah wilayah Barat Laut Vietnam dimulai.
Buku ini terdiri dari 12 bab, yang menggambarkan periode-periode sejarah penting seperti periode disintegrasi wilayah, perlawanan, penyerahan diri, pemerintahan militer, pemerintahan sipil yang berumur pendek, pemberontakan Hmong, dan aneksasi administratif setelah tahun 1954. Sungai Da muncul bukan hanya sebagai nama tempat, tetapi sebagai entitas hidup, di mana kekuasaan tidak stabil, penduduk multietnis hidup bersama, bekerja sama, dan bersaing.

Penulis Philippe Le Failler menunjukkan bahwa wilayah Sungai Da adalah “perbatasan bergerak”, di mana kekuasaan tidak berada di peta tetapi berubah sesuai dengan setiap tahap penaklukan, pelonggaran, reformasi, dan kontrol.
Dalam diskusi tersebut, penerjemah Thanh Thu, yang menerjemahkan karya tersebut ke dalam bahasa Vietnam, mengatakan bahwa ia juga menghadapi banyak kesulitan karena ketebalan dan padatnya informasi akademis, mulai dari sejarah, budaya, etnologi, ekonomi, hingga militer . Proses penerjemahan dibantu oleh penulis sendiri dan tim redaksi Omega Plus dalam mencari dokumen asli berbahasa Vietnam.
Diskusi ini tidak hanya mengungkap kisah di balik sebuah karya akademis, tetapi juga membuka perspektif baru tentang sejarah Vietnam, tidak hanya dari ibu kota tetapi juga dari wilayah perbatasan. "Song Da - Sejarah Wilayah Perbatasan Vietnam" dianggap sebagai pengingat mendalam bahwa setiap tanah, setiap sungai memiliki perannya sendiri dalam harmoni sejarah nasional.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/song-da-lich-su-mot-vung-bien-duoi-lang-kinh-su-hoc-phap-post803515.html
Komentar (0)