Pada tanggal 25 Juni, NASA mengumumkan bahwa SpaceX, perusahaan milik miliarder teknologi Elon Musk, dianugerahi kontrak senilai 843 juta USD untuk merancang dan memproduksi pesawat ruang angkasa Deorbit Vehicle AS dengan misi khusus.
Setelah SpaceX menyelesaikan produksi, pesawat itu akan diserahkan kepada NASA, yang akan mengambil kendali penuh atas operasinya.
ISS berbobot 430.000 kg dan merupakan struktur tunggal terbesar yang pernah dibangun di luar angkasa.
Foto ISS yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Dragon Endeavour milik SpaceX pada tahun 2021. (Foto: NASA).
Berdasarkan penilaian sebelumnya terhadap stasiun ruang angkasa seperti Mir dan Skylab, NASA memperkirakan ISS akan terpecah menjadi tiga tahap.
Pertama, panel surya raksasa dan unit pendingin akan mati, kemudian modul-modul individual akan terpisah dari struktur tulang punggung stasiun. Akhirnya, tulang punggung dan modul-modul tersebut akan hancur.
Sebagian besar bagiannya akan menguap, kecuali potongan-potongan yang lebih besar. Oleh karena itu, NASA berencana menargetkan Titik Nemo di Samudra Pasifik agar potongan-potongan ini jatuh, karena lokasi tersebut merupakan salah satu tempat paling terpencil di Bumi dan dikenal sebagai kuburan satelit dan pesawat ruang angkasa.
Bagian pertama ISS diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1998 dan sejak tahun 2001 selalu menjadi rumah bagi para kru.
AS, Jepang, Kanada, dan negara-negara anggota Badan Antariksa Eropa (ESA) telah berkomitmen untuk mengoperasikan laboratorium gravitasi mikro ISS hingga tahun 2030, sementara Rusia hanya berkomitmen untuk mengoperasikannya hingga tahun 2028.
Beberapa perusahaan tengah menggarap alternatif komersial untuk ISS, termasuk Axiom Space dan Blue Origin milik pengusaha Jeff Bezos.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc-cong-nghe/spacex-se-pha-huy-tram-vu-tru-quoc-te-20240629020702242.htm
Komentar (0)