Odin lepas landas: Awal era penambangan luar angkasa

Sebuah pesawat ruang angkasa swasta telah diluncurkan dalam misi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengeksplorasi potensi penambangan asteroid yang jauh.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, ini bisa menjadi langkah pertama menuju pembukaan pintu bagi operasi penambangan luar angkasa.

Wahana tersebut, yang diberi nama Odin, diluncurkan dengan roket SpaceX, bersama dengan pendarat bulan yang bertugas mengebor air dan pengorbit bulan yang dilengkapi dengan peralatan yang dibuat oleh Universitas Oxford untuk memetakan sumber daya air.

Awal era penambangan luar angkasa

Misi survei asteroid ini dianggap berisiko namun menjanjikan, menandai dimulainya era eksploitasi komersial sumber daya antariksa. Tujuan Odin adalah asteroid 2022 OB5, yang diyakini kaya akan platinum dan logam langka lainnya, elemen penting dalam elektronik, kedokteran, dan energi terbarukan.

Insinyur Matt Gialich, salah satu pendiri perusahaan rintisan AstroForge, perusahaan di balik misi tersebut, mengatakan biaya penambangan platinum di Bumi saat ini mencapai $900 per ons (£25.000/kg).

Masalahnya adalah sumber daya platinum yang mudah diakses di Bumi telah habis. Tambang yang tersisa berada ribuan meter di bawah tanah, sangat sulit diakses. Namun di luar angkasa, sumber daya ini jauh lebih tersedia dan lebih mudah dieksploitasi," ujar Gialich kepada Sky News.

Odin akan membutuhkan waktu sekitar 300 hari untuk mencapai 2022 OB5, yang berjarak sekitar 1,6 juta kilometer dari Bumi. Sesampainya di sana, Odin akan mengambil gambar permukaan asteroid dari dekat untuk memastikan komposisi logamnya.

Rencana AstroForge selanjutnya adalah meluncurkan wahana kedua akhir tahun ini untuk mendarat di asteroid tersebut dan melakukan analisis lebih detail terhadap platinum dan logam mulia lainnya. Jika hasilnya positif, misi penambangan pertama dapat segera diluncurkan.

Teknologi pemurnian logam luar angkasa

AstroForge telah mengembangkan teknologi pemurnian energi rendah yang dapat menghasilkan 1.000 kg logam berkualitas tinggi hanya dalam tiga bulan, yang kemudian akan dikembalikan ke Bumi.

"Eksplorasi luar angkasa kini lebih murah dari sebelumnya. Kondisi ekonomi mulai menunjukkan bahwa hal itu layak. Kita dapat membangun dan meluncurkan pesawat antariksa berbiaya rendah untuk menguji ide ini," tambah Bapak Gialich.

Para ilmuwan di Museum Sejarah Alam London telah menganalisis meteorit yang jatuh ke Bumi, beberapa di antaranya berukuran besar dan berbentuk seperti bongkahan logam.

Profesor Sara Russell, pakar mineral antariksa di museum, mengatakan: "Asteroid logam lebih langka daripada batuan antariksa lainnya, tetapi tetap menjadi bagian penting dari koleksi kami, membuktikan bahwa asteroid ini umum di antariksa. Asteroid ini sangat kaya akan platinum, kobalt, dan nikel, yang merupakan unsur-unsur yang sangat berharga."

Titik balik bagi masa depan eksploitasi sumber daya

Gialich yakin sudah saatnya mengubah cara kita mengeksploitasi sumber daya demi melayani ekonomi modern. "Cara kita menambang saat ini adalah salah satu aktivitas paling berbahaya bagi planet ini. Kita menghancurkan Bumi demi mempertahankan cara hidup kita. Penambangan asteroid dapat mengantarkan era baru di mana kita masih memiliki sumber daya yang cukup, tetapi tanpa merusak planet biru ini."

Jika berhasil, misi ini tidak hanya akan menandai titik balik penting dalam bidang penambangan luar angkasa tetapi juga sepenuhnya mengubah cara manusia mengakses sumber daya, membuka masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Bumi dan industri luar angkasa.

Sumber: https://baotintuc.vn/khoa-hoc-cong-nghe/tau-odin-cat-canh-khoi-dau-ky-nguyen-khai-thac-khoang-san-ngoai-vu-tru-20250227164024914.htm