Banyak wanita K'Ho yang masih bekerja keras di alat tenun mereka, melestarikan kerajinan tenun brokat tradisional seolah-olah itu adalah jiwa budaya masyarakat mereka.
Setiap potong kain adalah sebuah cerita, setiap pola adalah pesan tentang keimanan, kepercayaan, dan keindahan masyarakat serta tanah Dataran Tinggi Tengah.
Ciri khas kerajinan tenun brokat perempuan K'Ho adalah alat tenunnya. Alat tenun ini bukanlah sistem tetap, melainkan alat tenun terpisah, kompak, dan ringan, yang terdiri dari batang kayu dan bambu sederhana. Saat menenun, perempuan duduk di tanah, meluruskan kaki, dan membentangkan alat tenun secara horizontal di atas kakinya untuk menggantungkan benang.

Selain kain brokat untuk keperluan rumah tangga, perempuan K'Ho saat ini juga menciptakan dan mendesain berbagai produk tekstil yang beragam dan menarik, yang masih mempertahankan semangat tradisional: dari kostum hingga tas tangan, syal, dompet, tali, dan lain-lain. Tahapan menenun juga diperkenalkan kepada pengunjung dengan cara yang paling intuitif.
Setiap pola pada brokat tradisional masyarakat K'Ho bukan sekadar garis dekoratif biasa. Pola-pola tersebut diibaratkan seperti alfabet khusus, yang berisi kisah-kisah tentang kehidupan sehari-hari, tentang gambaran gunung, hutan, pepohonan, atau hewan yang dekat dengan kehidupan masyarakat di sini.
Melestarikan kerajinan tenun berarti melestarikan jiwa budaya. Dan ketika setiap brokat ditenun, tak hanya benangnya yang terhubung, tetapi juga generasi, nilai, dan aspirasi pun terpancar. Kerajinan tenun brokat masyarakat K'Ho tak hanya memperindah kehidupan, tetapi juga membantu dunia mengenal Vietnam yang penuh warna dan kaya akan identitas nasional.
Sumber: https://vtv.vn/tham-lang-det-tho-cam-truyen-thong-cua-nguoi-kho-100251116174000508.htm






Komentar (0)