Pada malam tanggal 18 November, Asosiasi Jurnalis Vietnam berkoordinasi dengan unit-unit terkait untuk menyelenggarakan program seni "Laut dan Kepulauan Suci Vietnam" di Teater Ho Guom, Hanoi. Program ini disiarkan langsung di VTV2, dengan tujuan menyebarkan patriotisme, memperkuat tekad untuk mempertahankan kedaulatan, dan sekaligus memberikan penghormatan kepada generasi yang telah berkorban demi laut dan kepulauan Tanah Air.

Dalam pidato pembukaannya, Bapak Le Quoc Minh, anggota Komite Sentral Partai, Pemimpin Redaksi Surat Kabar Nhan Dan, Wakil Ketua Komisi Propaganda dan Mobilisasi Massa Pusat, dan Presiden Asosiasi Jurnalis Vietnam, menekankan bahwa laut dan kepulauan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah Vietnam, yang memainkan peran strategis dalam pertahanan nasional dan pembangunan ekonomi . Beliau mengakui bahwa pers Vietnam telah gigih mempromosikan laut dan kepulauan selama bertahun-tahun melalui jutaan karya, mulai dari berita terkini hingga laporan mendalam, yang mencerminkan kehidupan dan tugas para perwira, prajurit, dan nelayan di pulau-pulau terpencil.

Menurutnya, program "Laut dan Kepulauan Suci Vietnam" dimaksudkan untuk memberi penghormatan kepada mereka yang telah berkorban demi kedaulatan, sekaligus memberikan semangat kepada angkatan laut, penjaga pantai, dan nelayan yang bekerja siang dan malam untuk melindungi perairan negara. Program ini juga bertujuan untuk menyebarkan patriotisme dan aspirasi untuk membangun negara yang damai dan maju.
Jutaan karya pers telah diterbitkan, tidak hanya menggambarkan semangat pantang menyerah tentara dan rakyat tetapi juga mengungkap gambaran visi strategis untuk pembangunan ekonomi maritim berkelanjutan, yang berkontribusi dalam membangun Vietnam yang kuat dari laut.
.jpg)
Jurnalis Thuy Giang (surat kabar elektronik Vietnam Plus) berbagi perasaan dan pengalaman kerjanya yang mendalam di Truong Sa. Yang paling berkesan baginya adalah upacara pengibaran bendera dengan lantunan 10 sumpah prajurit yang menggema dengan lantang.
Berbicara tentang perannya, ia menegaskan: "Sebagai jurnalis, kami adalah burung cinta yang menyampaikan informasi, sekaligus cinta dari daratan kepada Truong Sa dan Truong Sa kepada daratan." Semangat "Baja di pena, api di hati" menjadi komitmen para jurnalis untuk terus dijunjung tinggi, agar pers benar-benar dapat menjadi senjata untuk melawan argumen-argumen yang memutarbalikkan kebenaran tentang kedaulatan bangsa.
.jpg)
Acara ini secara khidmat memberikan penghormatan kepada mereka yang gugur. Penonton tersentuh oleh reportase tentang kampanye pembebasan Truong Sa tahun 1975, terutama kisah Kopral muda Ngo Van Quyen, yang gugur dalam perjalanan kembali ke daratan setelah berpartisipasi dalam pembebasan Pulau Song Tu Tay. Kisah rekan-rekannya yang gagal berjanji untuk bertemu di daratan, dan penantian keluarga yang melelahkan akan jenazah mereka, menciptakan momen sakral dan emosional.
Laporan itu menekankan: "Sejarah tidak akan pernah melupakan generasi ayah dan saudara yang secara heroik berkorban... menjadi simbol patriotisme yang abadi."
.jpg)
Citra upacara pengibaran bendera di Truong Sa, perahu-perahu nelayan yang berlabuh di laut, anjungan pengeboran yang megah, dan pelabuhan-pelabuhan yang ramai dengan jelas menggambarkan aspirasi bangsa untuk perdamaian dan kemandirian. Laut dan kepulauan tak hanya menjadi tonggak kedaulatan, tetapi juga kekuatan pendorong bagi seluruh bangsa untuk "melayut demi kekayaan", menuju masa depan yang sejahtera.
Di akhir acara, perwakilan panitia penyelenggara kembali menegaskan: "Laut dan pulau-pulau adalah darah daging yang tak terpisahkan dari tanah air Vietnam... Mari kita bergandengan tangan dengan cinta, tekad, dan tindakan nyata. Jagalah birunya laut selamanya, agar setiap ombak tak hanya membawa rasa asin samudra, tetapi juga membawa beban kebanggaan nasional yang berat. Laut dan pulau-pulau Vietnam tetap kokoh, penuh kebanggaan, dan menjangkau dunia."
.jpg)
Sumber: https://congluan.vn/thieng-lieng-bien-dao-viet-nam-ton-vinh-chu-quyen-va-tri-an-luc-luong-noi-dau-song-ngon-gio-10318302.html






Komentar (0)