Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar orang, India merupakan pasar besar untuk barang-barang konsumen Amerika, yang sering dibeli melalui pengecer daring Amazon.com.
Dalam pidato terakhirnya kemarin, Perdana Menteri India Narendra Modi kembali mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang-barang asing dan meningkatkan penggunaan barang-barang dalam negeri. Selain itu, Bapak Modi juga mengimbau para pemilik toko untuk berfokus pada produk-produk "Buatan India".
Seruan Perdana Menteri India ini muncul di tengah fluktuasi hubungan antara India dan AS, mulai dari tarif 50% AS untuk barang-barang India, hingga kenaikan biaya visa H1B—jenis visa yang banyak digunakan pekerja India untuk tinggal dan bekerja di AS. Biaya baru hingga 100.000 dolar AS untuk setiap visa baru diperkirakan akan berdampak besar pada pasar tenaga kerja dan perekonomian India.
Dalam beberapa minggu terakhir, banyak perusahaan telah meningkatkan promosi produk dalam negeri. Setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif 50% untuk impor India, Modi berulang kali mendesak masyarakat untuk menggunakan "Swadeshi", atau barang-barang buatan India. Para pendukungnya telah meluncurkan kampanye untuk memboikot merek-merek Amerika, termasuk McDonald's, Pepsi, dan Apple, yang populer di India.
Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, India merupakan pasar yang sangat besar bagi barang-barang konsumsi Amerika, yang seringkali dibeli melalui peritel daring Amazon.com. Selama bertahun-tahun, jangkauan merek-merek Amerika telah menyebar bahkan hingga ke kota-kota kecil di negara Asia Selatan tersebut.
Sumber: https://vtv.vn/thu-tuong-an-do-keu-goi-dung-hang-noi-dia-100250923184718403.htm
Komentar (0)