Kapal perang Rusia meluncurkan rudal jelajah Kalibr pada Juli 2024 (Foto: Kementerian Pertahanan Rusia).
Pasukan Rusia akan mampu menyerang wilayah NATO paling lambat pada akhir dekade ini, kata kepala badan intelijen luar negeri Jerman, Bruno Kahl, dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan Rusia akan mampu menyerang NATO paling lambat pada akhir dekade ini," ujar Tn. Kahl kepada komite parlemen di ibu kota Berlin.
Menurutnya, Rusia kini menganggap Republik Federal Jerman sebagai musuh, mengingat Berlin adalah negara terbesar kedua yang mendukung Ukraina, setelah Amerika Serikat. "Kami sedang berkonflik langsung dengan Rusia," ujarnya.
"Situasinya kemungkinan akan semakin memburuk," ujar Bapak Kahl, seraya menambahkan bahwa para politisi harus menyediakan sumber daya dan wewenang bagi badan keamanan Jerman untuk memerangi bahaya ini.
Ini bukan pertama kalinya negara-negara Eropa mengangkat isu ini. Pada akhir 2023, surat kabar Jerman Bild juga mengutip sumber intelijen Eropa yang mengatakan bahwa potensi serangan Rusia terhadap Eropa dapat terjadi selama masa transisi setelah pemilihan presiden AS pada 2024.
Masa transisi ini berlangsung selama 3 bulan, dari setelah pemilihan presiden AS pada November 2024 hingga pelantikan presiden baru pada Januari 2025.
Menurut sumber intelijen, Rusia mungkin bermaksud melancarkan serangan ke Eropa selama masa transisi ini, terutama jika calon terdepan dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, terpilih kembali.
Sementara itu, badan keamanan nasional Polandia mengungkapkan kekhawatiran yang lebih mendesak, dengan memperkirakan Rusia dapat menyerang NATO dalam waktu kurang dari 36 bulan.
Pejabat Polandia sebelumnya telah meramalkan bahwa Rusia dapat menargetkan anggota aliansi NATO di Eropa Timur, yang mencakup negara-negara seperti Polandia, Estonia, Rumania, dan Lithuania.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/the-gioi/tinh-bao-duc-nga-co-the-tan-cong-nato-muon-nhat-la-vao-nam-2030-20241014165644475.htm
Komentar (0)